GenPI.co - Banyak faktor yang menjadi penyebab pernikahan berakhir dengan perceraian selain suami atau istri selingkuh.
Faktor-faktor itu memang sering tidak terlihat orang lain, tetapi dampaknya sangat besar.
Pasangan suami istri (pasutri) yang tidak bisa menyelesaikan berbagai masalah itu pun sering harus menerima kenyataan pahit.
Mahligai rumah tangga yang sudah dibangun pun bisa berakhir di pengadilan agama.
Sikap saling menghargai sangat diperlukan di dalam rumah tangga. Pasutri harus menghormati satu sama lain dalam keseharian.
Komunikasi memegang peranan penting agar rasa saling menghormati muncul di dalam pernikahan.
Misalnya, suami atau istri saling memberi tahu apa pun yang boleh ataupun tidak boleh dilakukan.
Selain itu, berbagai hal yang kelihatannya kecil, tetapi bisa mengganggu privasi sebaiknya tidak dilakukan. Misalnya, mengecek HP pasangan.
Prisip dasar agar hubungan berjalan harmonis ialah saling memberikan perhatian dalam keseharian.
Perhatian tidak hanya ditunjukkan kepada pasangan, tetapi juga diri sendiri.
Misalnya, suami atau istri perhatian dengan penampilannya masing-masing.
Selain itu, pasutri juga harus perhatian satu sama lain. Contohnya, mengingat hari ulang tahun pasangan.
Cara lainnya ialah saling membantu pekerjaan di dalam rumah tangga. Misalnya, suami bisa membantu istri membersihkan rumah.
Masalah dalam rumah tangga adalah hal yang sangat jamak terjadi. Penyebab pernikahan berantakan tidak melulu masalah besar.
Masalah kecil yang tidak bisa diselesaikan dengan baik pun menyebabkan hubungan renggang.
Misalnya, suami terbiasa menaruh handuk sembarangan. Ketika istri marah, suami justru cuek.
Hal itu bisa menyebabkan istri jengkel sehingga suatu ketika amarahnya meledak. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News