GenPI.co - Pernikahan bukanlah kata benda, tetapi kata kerja. Bukan sesuatu yang kamu dapatkan, namun sesuatu yang harus kamu lakukan.
Ungkapan tersebut bisa dibilang akurat untuk mengarungi bahtera rumah tangga.
Pernikahan yang sukses dan penuh cinta tidak hanya jatuh ke pangkuan orang yang beruntung, melainkan hasil dari usaha dan perhatian yang besar.
Orang yang memiliki hubungan bahagia dengan pasangannya mengambil tindakan tertentu yang tidak dilakukan orang lain dalam hubungan yang tidak bahagia.
Berdasarkan tulisan dari pakar hubungan Margaret Paul, Ph.D, ada empat tindakan yang ditemukan dalam hubungan yang sehat.
Seorang pasangan yang penuh perhatian berusaha untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dan menghargai perasaan orang lain.
Dia menyadari bahwa tindakannya dapat memengaruhi orang yang dicintai. Karena pertimbangan dan empati seperti itu, banyak upaya dilakukan untuk tidak pernah menyakiti atau memperburuh seseorang dengan sengaja.
Dia memastikan ada cukup waktu dengan orang yang dicintai untuk berbicara, tertawa, menyelesaikan masalah keluarga, dan menikmati momen satu sama lain.
Ketika dua orang peduli pada diri sendiri dan pasangannya, mereka berusaha untuk menjaga kesehatan fisik dan mental karena tidak ingin orang lain khawatir.
Mereka tidak terlibat dalam perilaku berisiko atau berpartisipasi dalam aktivitas yang merugikan.
Mereka yang berada dalam hubungan yang sehat memahami bahwa jika kesehatan mereka terganggu, akan menyebabkan orang yang mereka cintai mengalami kesedihan.
Pernahkah kamu mengatakan sesuatu seperti, "Dia membuat saya merasa begini", atau "Sikap buruknya membuat suasana hati saya jadi buruk".
Sebenarnya orang lain tidak bertanggung jawab atas perasaan kamu. Kamulah yang bertanggung jawab mengendalikan perasaan diri sendiri.
Kontrol emosi dan tidak menyalahkan orang lain adalah faktor penting dalam hubungan yang sukses.
Perlunya memperlakukan diri sendiri dan pasangan dengan tindakan penuh cinta kasih, tatapan lembut, dan senyum penuh rasa sayang.
Ketika seseorang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengkritik diri sendiri dan orang lain, akan lebih sulit untuk memberikan ruang bagi pikiran yang penuh kasih dan kebaikan.
Ekspresi cinta kasih memiliki dampak yang kuat dan positif bagi orang lain. Sebaliknya, unsur-unsur dari hubungan yang terluka biasanya menampilkan ekspresi defensif, penarikan diri, penghinaan, dan kritik. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News