4 Hal Seputar Pernikahan yang Tidak Perlu Lagi Dipercaya

11 Januari 2024 22:30

GenPI.co - Setiap hubungan memiliki ekspektasi tertentu, begitu pula pernikahan. Namun perlu dipahami bahwa pernikahan bukan hanya soal kesenangan dan kemewahan.

Sebaliknya, hubungan ini tidak hanya terjadi antara kedua pasangan tetapi juga keluarga masing-masing dan disertai dengan banyak tanggung jawab.

Dilansir Times of India, berikut beberapa kesalahpahaman umum yang cenderung diyakini orang tentang pernikahan.

1. Cinta mengalahkan segalanya

BACA JUGA:  Acara Pernikahan Massal dari Kemenag Berlangsung Meriah

Meskipun cinta itu penting, cinta bukanlah satu-satunya faktor dalam pernikahan yang sukses. Kompatibilitas, komunikasi, dan nilai-nilai bersama sama pentingnya dalam menjaga hubungan yang sehat.

Inti dari pernikahan yang baik didasarkan pada seberapa baik individu yang terlibat memahami arti cinta.

BACA JUGA:  Hubungan Masih Buruk, Anak Cuek Pinkan Mambo Menikah dengan Arya Khan

Apakah hanya keintiman fisik, atau lebih pada pertumbuhan? Apakah ini tentang mencapai tujuan bersama atau kepentingan pribadi?

Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dan didiskusikan oleh pasangan sebelum terjun ke dalam kereta pernikahan.

2. Bahagia selama-lamanya

BACA JUGA:  3 Hal Perlu Dilakukan Saat Kamu Terjebak dalam Pernikahan Tanpa Cinta

Salah satu mitos umum tentang pernikahan adalah keyakinan bahwa pernikahan menjamin kebahagiaan seumur hidup.

Pada kenyataannya, pernikahan membutuhkan usaha, komunikasi, dan kompromi, dan menghadapi tantangan adalah hal yang wajar.

Perbedaan pasangan merupakan hal yang lumrah karena perbedaan persepsi dan cara menjalani hidup. Hal ini hanya dapat diselesaikan melalui rasa pertumbuhan.

3. Ide tentang belahan jiwa

Pernikahan yang sukses sering kali melibatkan pertumbuhan dan perkembangan bersama daripada menemukan belahan jiwa yang sempurna.

Gagasan bahwa hanya ada satu pasangan yang cocok untuk setiap orang dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis.

Memelihara hubungan dan tumbuh sebagai makhluk yang berevolusi lebih penting daripada menemukan “belahan jiwa” yang tidak ada.

4. Romansa yang konstan

Anggapan bahwa perasaan romantis terhadap pasangan dapat memuaskan kebutuhan fisik atau emosional akan menimbulkan kekecewaan.

Mengekspresikan cinta kepada pasangan atau siapa pun yang kamu cintai adalah seni yang membutuhkan waktu seumur hidup untuk mempelajarinya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co