Buaya Ganas di Sampit Ngamuk, 42 Orang Jadi Korban

Buaya Ganas di Sampit Ngamuk, 42 Orang Jadi Korban - GenPI.co
Komandan Pos Jaga BKSDA Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah saat mengevakuasi seekor buaya yang ditemukan mati di Sungai Mentaya, belum lama ini. (FOTO: ANTARA/HO-BKSDA Pos Sampit)

GenPI.co - Komandan Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah mengatakan serangan buaya di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah sudah terjadi pada 42 orang warga yang menjadi korban serangan satwa ganas itu. Bahkan enam orang di antaranya meninggal dunia.

"Dari tahun 2010 sampai 2021 ini dugaan serangan buaya kepada manusia sebanyak 42 kali. Serangan itu mengakibatkan 26 orang terluka dan 6 orang meninggal, sedangkan sisanya tidak sampai terluka," kata Muriansyah seperti yang dilansdir dari Antara, Senin, (28/6/21).

Muriansyah menjelaskan, serangan buaya terjadi umumnya saat hari sudah gelap. Saat itu rata-rata korbannya beraktivitas di sungai dan tidak menyadari kemunculan buaya yang kemudian menyambar mereka.

BACA JUGA:  6 Orang Meninggal Dunia Diserang Buaya di Kalimantan Tengah

Dari kasus yang terjadi, hampir 90 persen kejadian serangan terjadi pada waktu malam hingga subuh. Namun ada pula serangan buaya yang terjadi saat siang hari.

Berdasarkan kejadian, serangan saat warga melaksanakan aktivitas mandi, mencuci atau buang air di tepi sungai terjadi sebanyak 34 kasus, saat mencari kerang atau udang sebanyak enam kasus, saat menghanyutkan rotan sebanyak satu kasus kasus dan satu kasus saat korban terjatuh ke sungai.

BACA JUGA:  Ratusan Babi Hutan di Kalimantan Mendadak Mati, Ini Penyababnya

Lokasi serangan buaya terjadi di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan sebanyak 13 kali, Teluk Sampit 11 kali, Seranau delapan kali, Pulau Hanaut tiga kali, Cempaga tiga kali, Mentaya Hilir Utara dua kali dan Mentawa Baru Ketapang dua kali.

Hasil evaluasi, kata Muriansyah, ketika habitat aslinya rusak dan mengalami penurunan pakan alami, buaya akan mencari wilayah baru untuk mencari makan. Buaya sampai ke perairan permukiman dikarenakan adanya aktivitas pemeliharaan ternak di atas sungai atau di tepi sungai, serta pembuangan sampah rumah tangga dan bangkai binatang ke sungai.

BACA JUGA:  Resep Choi Pan Lembut Kenyal, Dimsum Kalimantan Ala Master Chef

Kerusakan habitat buaya bisa dipengaruhi beberapa faktor, termasuk dampak pembuatan irigasi atau kanal untuk perkebunan maupun untuk ladang dan permukiman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya