Kemenpar Galakkan Program Sustainable Tourism Observatory

Kemenpar Galakkan Program Sustainable Tourism Observatory - GenPI.co
Desa Wisata Pulesari, satu dari dua desa di Sleman, STO yang dikelola UGM. (Foto: Google Image)

Pengembangan destinasi pariwisata berkelanjutan terus dilakukan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Salah satunya adalah program Sustainable Tourism Observatory (STO). Program ini menggandeng 5 Perguruan Tinggi di Indonesia untuk mengembangkan destinasi pariwisata berkelanjutan.

 “Kemenpar mempunyai program pembangunan pariwisata berkelanjutan dengan memberikan pendamping kepada destinasi wisata. Sehingga pariwisata memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat,” ujar Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata Kementerian Pariwisata Indra Ni Tua, Minggu (1/7).

Ia melanjutkan, pendampingan diharapkan agar kemanfaatan itu bisa terus berlangsung dan dijaga. Hal tersebut juga menjadi agenda Kemenpar dan juga dunia dalam pengelolaan pariwisata berkonsep ekowisata,” ujar Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata Kementerian Pariwisata Indra Ni Tua, Minggu (1/7).

Indra menambahkan, program kerjasama tersebut sejalan dengan program United Nations World Tourism Organization (UNWTO). Dimana saat ini telah ada 18 destinasi pariwisata internasional terdaftar sebagai lokasi STO di UNWTO. 5 diantaranya berada di Indonesia.

" Sleman bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada, Pangandaran bekerjasama dengan ITB, Sanur bekerjasama dengan Universitas Udayana, Sesaot bekerjasama dengan Universitas Mataram, dan Pangururan Samosir bekerjasama dengan Universitas Sumatera Utara," terang Indra.

Prospek cerah ditunjukkan oleh 5 STO ini. Sleman misalnya. STO tersebut terdiri dari 2 desa wisata, yaitu Desa Wisata Pulesari dan Desa Ekowisata Pancoh. Keduanya dikelola dengan kerjasama Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pada tahun 2016 Desa Wisata Pulesari berhasil menarik 52.947 wisatawan. Angka tersebut menghasilkan pendapatan total sebesar Rp2.166.412.000. Sedangkan Desa Ekowisata Pancoh di tahun 2016 berhasil menarik 2.784 wisatawan, dengan total pendapatan sebesar Rp1.000.000.000.

“Sebagai destinasi wisata berbasiskan Pariwisata Berkelanjutan keduanya mengandalkan penduduk lokal desa dalam pengelolaannya. Untuk itu pendampingan serta pelatihan diberikan sehingga masyarakat mampu mandiri. Begitu juga dengan STO lainnya," terang Indra.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya