
Ayahnya, Aulia Ibnu sempat berpikir untuk menunda bahkan menghentikan pendakian, namun melihat tekad dan semangat Khansa yang kuat akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Kilimanjaro tidak memerlukan tehnik pendakian yang khusus, akan tetapi perjalanan menanjak dilakukan memutar karena tingginya gunung tersebut. Hanya 1 lokasi yang membutuhkan teknik pendakian khusus yaitu di Baranco Wall yang cukup terkenal di kalangan pendaki. Di sana Khansa harus menggunakan tehnik scrambling atau jalan merayap naik di dinding gunung yang curam dengan hati-hati sampai di ketinggian 4.600 m.
Strategi dalam pendakian menuju puncak juga mereka perhitungkan dengan matang. Ada 3 tim dari negara lain yang juga mengejar summit dari Baravu Camp 4.673 m atau camp terakhir sebelum puncak, yaitu dari Amerika, Cina dan India. Mensiasati udara dingin dan menjaga Khansa agar tidak terkena AMS (acute mountain sickness), tim tidak mengejar sunrise.
Mereka bergerak setelah ketiga tim dari negara lain berangkat untuk menghindari antrean di Uhuru Peak dan juga berdasarkan observasi cuaca yang biasanya cerah pada pukul 7 hingga 9 pagi. Khansa pun berhasil meraih puncak pada pukul 8.45 waktu setempat.
Saat ini sudah 2 puncak gunung tertinggi di dunia yang berhasil dicapai Khansa, puncak Kilimanjaro 5.895 m dan puncak Cartenz pyramide 4.848 m pada 2017.
Dirinya bertekad akan menggapai 5 puncak summits dunia tersebut, saat kegiatan belajar mengajar di sekolah libur. Untuk menunjang tekadnya tersebut, Khansa akan menjalankan program 7 longest hiking trail Indonesia mountain, sudah 3 puncak yang sudah berhasil digapainya puncak Leuser di Aceh, puncak Gandang Dewata di Sulawesi Barat serta puncak Argopuro di Jawa timur.
Tonton juga video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News