Deep Fake, Teknologi Pemalsu Wajah yang Mengincar Pengguna Medsos

Deep Fake, Teknologi Pemalsu Wajah yang Mengincar Pengguna Medsos - GenPI.co
Ilustrasi produk kecerdasan buatan deep fake. (Foto: techspot)

Deep Fake ini sebenarnya bukan barang baru, sudah ada sejak tahun 90-an. Menjadi sub bidang ilmu komputer yang menggabungkan AI dan pemrogram komputer dari gambar dan video digital untuk membuat program baru. Proyek itu  tersebut dikenal sebagai program Video Rewrite yang diterbitkan pada tahun 1997.

Program Video Rewrite ini dapat mengubah rekaman video asli dari seseorang yang berbicara dengan dialog baru dengan menggunakan learning machine untuk menghidupkan kembali wajah.

Teknologi ini sudah banyak diterapkan ke dalam sebuah aplikasi sederhana di sekitar kita. Misalnya, program Face2Face yang dirilis pada tahun 2016. Program ini memodifikasi rekaman video wajah seseorang sehingga  mereka meniru ekspresi wajah orang lain secara real time.

Contoh lain, program "Synthesizing Obama" yang dipresentasikan di TED pada April 2018 silam, benar-benar menunjukkan potensi teknologi  ini.

Keberdaaan kecerdasan buatan ini bisa berpotensi negatif. Sebab, teknologi tersebut  bisa saja digunakan untuk menghancurkan reputasi seseorang, Mereka yang tak bertanggungjawab bisa membuat target mereka bicara hal-hal tak pantas, mulai dari hoax hingga fitnahan.

Di era digital dengan kecenderungan semua orang memiliki media sosial dan mengisinya dengan berbagai konten gambar maupun video, tak sulit untuk menciptakan konten berbasis teknologi deep Fake. Oleh karena itu, Derwin Suhartono menghimbau agar para pengguna social media juga waspada akan adanya tindak kejahatan ini.

“Kalau udah seperti ini saya rasa sudah jangan terlalu banyak posting yang nggak penting, kalau terlalu banyak posting, orang bisa menyalahgunakan data kita, karena itu sifatnya open for public,” katanya.

Media sosial, katanya,   bisa menjadi bumerang buat diri kita sendiri. Konten-konten dalam akun bisa saja dimanfaatkan oleh para panjahat yang melek teknologi demi keuntungan mereka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya