Pascadampak Gempa Bali dan 'Topi' Rinjani, Lombok Kembali Normal

Pascadampak Gempa Bali dan 'Topi' Rinjani, Lombok Kembali Normal - GenPI.co
Fenomena 'topi' Gunung Rinjani terjadi hari Rabu kemarin (17/7)

GenPI.co — Masyarakat Lombok terbilang masih mengalami trauma pada getaran gempa bumi, apalagi bila kembali terasa di wilayahnya, meski titik gempa tidak berada di Lombok, melainkan seperti yang baru terjadi beberapa waktu lalu di Bali.

Hal itu membuat masyarakat Lombok panik bila ada getaran gempa bumi, meski sebagian kini juga sudah mengetahui bagaimana seharusnya bila terjadi gempa bumi.

Seperti yang dilakukan mahasiswa di Mataram, Lombok, pada Selasa lalu, saat terjadi gempa Bali pada 16 Juli 2019. Mereka memilih belajar lesehan daripada di kursi meski getaran sudah dirasakan lagi.

Akhirnya, demi mengikuti keinginan mahasiswa untuk belajar di lantai, dosen pun ikut belajar di lantai dan melanjutkan aktivitas belajar mengajar.

Pascadampak Gempa Bali dan 'Topi' Rinjani, Lombok Kembali NormalMahasiswa di Universitas Muhammadiyah Mataram belajar di kelas secara lesehan saat merasakan getaran gempa Bali 16 Juli 2019 lalu (Sumber foto: Liya Rahman)

Sementara itu, Rabu kemarin (17/7) Lombok kembali dihebohkan dengan fenomena alam, yakni Gunung Rinjani bertopi yang ternyata tersimpan adanya tanda-tanda alam yang bisa berbahaya.

‘Topi' Rinjani tersebut dikenal sebagai awan altocumulus lentikular. Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca BMKG Agie Wandala Putra menyebutkan, awan ini tegak lurus terhadap arah angin dan kerap berbentuk lensa kontak mata. 

Awan 'topi' Gunung Rinjani tersebut juga menandakan adanya gelombang gunung. Jadi, gelombang gunung adalah hembusan angin yang sangat kencang namun menabrak gunung dan angin tersebut terbelah ke berbagai arah termasuk ke lereng. Jika sangat kuat, maka akan timbul badai seperti yang pernah terjadi di Colorado, Amerika Serikat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya