Ternyata Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang muncul sebagai pemenang. Bukan Universitas Indonesia (UI), bukan pula Universitas Gadjah Mada (UGM).
Yang mengejutkan: bahkan bukan pula Lembaga Eijkman. Yang sejak awal digadang-gadang sebagai yang paling maju dalam mempersiapkan vaksin Merah Putih.
Untungnya Lembaga Eijkman sudah meninggal dunia-di masa Covid-19 ini. Ia sudah dilebur ke dalam BRIN.
BACA JUGA: Catatan Terbaru Dahlan Iskan: Ulang Pantun
Eijkman tidak perlu lagi merasa malu dikalahkan Unair. Tentu banyak yang akan mencibir Unair: kok terlambat sekali.
Kok baru sekarang bisa memasuki tahap uji coba pertama. Ketika vaksinasi sudah relatif merata.
BACA JUGA: Catatan Terbaru Dahlan Iskan: Telanjur Pelindo
Saya tidak ikut mencibir. Saya tahu persis: betapa sulitnya Unair mendapatkan pendanaan. Boleh dikata momentumnya kurang menguntungkan.
Ketika Unair berada di tahap perlu dana riset, lembaga-lembaga riset kita lagi sibuk-sibuknya berproses melebur diri ke dalam satu lembaga: BRIN.
BACA JUGA: Catatan Terbaru Dahlan Iskan: Ingat Tomy
Bahwa akhirnya Unair berhasil mencapai tahap uji coba, rasanya sudah sangat hebat. Bahkan pasti ada yang kaget: lho, bisa jadi ya?
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News