Menguak Toxic Masculinity dan Dampaknya di Lingkungan Perusahaan

Menguak Toxic Masculinity dan Dampaknya di Lingkungan Perusahaan - GenPI.co
Ilustrasi sosok toxic (foto: Envato Elements)

GenPI.co - Toxic masculinity sesungguhnya kontra produktif terhadap operasional perusahaan dan harus dibenahi. Toxic masculinity sendiri adalah anggapan mengenai perilaku laki-laki yang terbentuk oleh masyarakat atau sosial. 

Maya Juwita, Direktur Eksekutif, Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) mengatakan, toxic masculinity ini merupakan anggapan yang salah kaprah tentang bagaimana seorang laki-laki harus bersikap.

“Seperti misalnya anggapan di masyarakat bahwa laki-laki tidak boleh menangis. Tentu anggapan tradisional maskulinitas seperti ini bisa mendorong perilaku negatif di tempat kerja,” ujar Maya dalam keterangan resminya, Kamis (17/3). 

BACA JUGA:  Hilangkan 5 Kebiasaan Toxic ini Saat Bangun Pagi

Dampak dari toxic masculinity adalah adopsi perilaku negatif pada laki-laki yang berbahaya bagi perempuan, masyarakat maupun laki-laki itu sendiri.

Bentuk adopsi perilaku negatif ini bisa berupa tampilan dominasi yang tidak diinginkan, pengambilan risiko yang tidak bertanggung jawab dan kebencian terhadap perempuan.

BACA JUGA:  Senior di Kantor Sangat Toxic, Apa yang Harus Saya Lakukan?

Lebih lagi, perilaku bias yang negatif ini bisa tertanam dalam bawah sadarnya. 

Chief Human Resources Officer FWD Insurance Indonesia, Rudy Manik menambahkan, tantangannya adalah terkadang laki-laki terperangkap dalam situasi di mana mereka harus memenuhi tuntutan yang harus dicapai, sehingga menimbulkan perilaku toxic masculinity.

“Kita tentukan dahulu perilaku apa yang harus ditampilkan, baik pada saat berinteraksi, berkompetisi, dan penyampaian target kinerja, dan itu semua dimulai dari atas,” tambah Rudy.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya