Menguak Toxic Masculinity dan Dampaknya di Lingkungan Perusahaan

Menguak Toxic Masculinity dan Dampaknya di Lingkungan Perusahaan - GenPI.co
Ilustrasi sosok toxic (foto: Envato Elements)

Sementara itu, Plt Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Indra Gunawan mengatakan, masih banyak tantangan yang dihadapi terutama untuk menghilangkan batasan-batasan norma sosial budaya yang bisa menghambat perempuan.

“Kita juga perlu banyak belajar dan berproses untuk memahami isu-isu gender serta kebutuhan perempuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang setara,” ungkapnya. 

IBCWE meluncurkan hasil survei mengenai Toxic Masculinity yang dilakukan pada bulan Februari 2022 guna memotret peran maskulinitas salah kaprah dalam dinamika kesetaraan gender di tempat kerja.

BACA JUGA:  Hilangkan 5 Kebiasaan Toxic ini Saat Bangun Pagi

Peluncuran hasil survei ini dilakukan dalam kegiatan memperingati Hari Perempuan Internasional pada 11 Maret 2022 yang bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), berkolaborasi dengan FWD Insurance Indonesia, dan dukungan dari PT Bank BTPN, L'Oréal Indonesia, serta Pemerintah Australia melalui program Investing in Women.  

Survey ini memetakan 10 toxic masculinity yang ada di dunia kerja di Indonesia dan kebanyakan responden setuju dengan adanya maskulinitas salah kaprah ini.

BACA JUGA:  Senior di Kantor Sangat Toxic, Apa yang Harus Saya Lakukan?

Hasil temuan survei ini menyatakan bahwa sebanyak 91 persen responden tidak setuju apabila laki-laki tidak memerlukan teman curhat, lalu diikuti oleh 88 persen yang tidak setuju kalau laki-laki tidak membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, lalu laki-laki harus lebih dominan dari perempuan dalam segala hal sebanyak 80%.(*)

Simak video pilihan redaksi berikut ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya