Sempat Mati Suri, Toko Oleh-oleh Haji & Umrah Kembali Menggeliat

Sempat Mati Suri, Toko Oleh-oleh Haji & Umrah Kembali Menggeliat - GenPI.co
Pemberangkatan jemaah haji Indonesia yang sempat ditutup sampai dua tahun, kini kembali dibuka. Hal ini berdampak besar bagi usaha oleh-oleh haji dan umrah di Kota Bandung. Foto: dok. humas

"Isinya kacang, kurma, kismis, dan air zamzam. Biasanya mereka ingin ada tambahannya juga seperti tasbih atau pacar Arab. Itu biaya tambahannya paling Rp 1.000. Isinya juga bisa by request," jelasnya.

Barang-barang ini Risma peroleh impor dari Arab Saudi, Pakistan, dan Jakarta.

"(Barang) di sini tidak beda jauh dengan yang ada di Saudi. Makanya kami juga sering ingatkan ke pembeli. Kalau mau beli-beli di sana, cari saja yang tidak ada di sini," ucap Risma.

BACA JUGA:  Kebun Teh Rancabali di Bandung, Cocok untuk Healing

Senada dengan Risma, pemilik toko PD. Nizam Makmur, Pawindra Saputra juga mengalami hal yang sama. Selama lima tahun berjualan, kerugian akibat pandemi covid-19 dirasa sangat berat baginya.

"Saat awal pandemi, omzet turun sampai 70 persen. Mulai musim haji ini kita naik 60 persen," kata Pawindra.

BACA JUGA:  Santap Iga Bakar Sijangkung di Bandung, Wisata Kuliner Lezat Pol!

Meski sudah mulai memasuki musim haji, tapi peserta haji masih belum yakin jika bisa berangkat. 

"Pas pandemi dua tahun ini, kita fokus ke jualan sajadah. Sajadah masih laris," ujarnya.

BACA JUGA:  Evaluasi Timnas Indonesia U23, Duo Persib Bandung Makin Gacor

Saat penjualan sepi di masa pandemi covid-19, makanan-makanan yang masih layak, biasanya dibagikan ke masjid.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya