Di FBMW, UMKM Raup Untung

Di FBMW, UMKM Raup Untung - GenPI.co
Beberapa Kerajinan di FBMW.

Penyelenggaran Festial Biak Munara Wampesi FBMW mencapai puncaknya pada haris Sabtu (25/8). Hari terakhir diisi dengan kegiatan pameran kerajinan Biak dan uliner. Ada juga pertunjukkan musik pada malam hari. 

Festival ini memberikan spase besar pada para UMKM di Biak Numfor. Ikut membuka stand, Pemilik Manggangan Yuliance Susabra mendapatkan inkam Rp5 Juta dari tiga hari event. Mayoritas pengunjung membeli topi adat khas Biak yang dibanderol Rp100 Ribu. Ada juga tas kulit mandoam dengan dihargai Rp200 Ribu. Lalu, tas rajut dijual seharga Rp250 Ribu.

“Hasil penjualan selama event FBMW tahun ini bagus. Beberapa pengunjung bahkan datang ke kios di Desa Padwa Sup, Distrik Yendidori. Kami memiliki galeri di sana. Sebab, barang-barang ini juga dibuat sendiri. Anak-anak yang membuatnya, sambil memanfaatkan waktu luang,” terang Yuliance.

Selain itu, Galeri Manggangan juga rutin mengirimkan produknya ke Pulau Jawa. Transaksinya sekitar Rp8 Juta hingga Rp9 Juta dengan durasi sebulan sekali. Produk yang diminati adalah tas rajut.

Yuliance juga mengaku menerima pesenan. Jika  berminat bisa menghubungi 082248019870. 

FBMW 2018 juga memajang karya Sanggar Seni Budaya Mandoira. Dengan homebase di Jalan Marau, Biak Timur, sanggar ini memajang karya patung dan lukisan pasir dengan karvas kulit kayu mandoam.

Untuk patung dibuat dari kayu besi, rupanya karwar. Patung khas Biak ini djual dengan harga Rp150 Ribu hingga Rp750 Ribu. Ada juga hiasan piring dan tifa.

Untuk luksian pasir, range harganya Rp2,5 Juta hingga Rp3,5 Juta. Motif lukisannya ada mansusu dan wairon. Motif mansusu memiliki karakter sama, sedangkan wairon itu bebas sesuai dengan selera.

Karya ini banyak menarik minat wisman dari Norwegia, Amerika Serikat, Australia, Filipina, Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang. Wisatawan Jepang suka dengan luisan bangau, lalu orang Korea suka karwar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya