Yuk PDKT Dengan Gunung Legendaris, Anak Krakatau

Yuk PDKT Dengan Gunung Legendaris, Anak Krakatau - GenPI.co
Gunung Krakatau pernah meletus dahsyat pada tahun 1883, kini menjadi objek wisata

Mengenal Lebih Dekat Gunung Legendaris, Anak Krakatau

Lampung sangat beruntung memiliki Gunung Anak Krakatau. Gunung ini adalah ikon dan kebanggaan masyarakat. Krakatau pernah mencuri perhatian dunia karena ledakan besarnya, yang dirasakan disejumlah negara.

Bisa dibayangkan serunya menjelajahi gunung yang berada di Selat Sunda itu. Keseruan itulah yang ditawarkan di Lampung Krakatau Festival 2018. Trip Krakatau yang diadakan Sabtu (25/8). Perjalanan diawali dari Elephant Park, Bandar Lampung, menuju Dermaga Bom Kalianda, Lampung Selatan, pukul 6.30 WIB. Rombongan dilepas Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, Budiharto.

Trip Krakatau kali ini diikuti sekitar 200 peserta. Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Seperti perwakilan GenPI,  media, komunitas, travel bloger, travel agen, Youtuber, Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Trans Lampung Utara, JPP Lampung, Bappeda Lampung, Adiatama Tour, dan lainnya.

Trip Krakatau ini diadakan setiap tahun, untuk memperingati letusan Gunung Krakatau tahun 1883 lalu. Dasyatnya letusan Gunung Krakatau saat itu, mampu mengubah iklim. Bahkan, mengelapkan dunia selama berhari hari. Debunya  terasa hingga Benua Afrika.

“Saat itu ledakannya sangat dahsyat sekali. Dengan kunjungan kesana, kita bisa merasakan dasyatnya letusan itu. Ini juga pelajaran buat anak cucu kita agar mengetahui sejarah,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, Budiharto.

Letusan dahsyat itu, turut menghancurkan Gunung Krakatau. Namun, bertahun-tahun setelah itu, muncul gunung baru dibekas Gunung Krakatau. Gunung tersebut dikenal dengan nama Gunung Anak Krakatau. Dan tercatat sebagai salah satu gunung api yang sangat aktif di Indonesia.

Kedepannya Gunung Anak Krakatau diharapkan bisa menjadi tujuan wisata yang eksklusif. Dalam arti, harus memiliki izin tertentu. Saat ini Gunung Anak Krakatau berupa cagar alam. Hanya bisa untuk penelitian dan studi observasi berkaitan dengan vulkanologi. Diharapkan kemudian hari dapat berubah menjadi taman wisata alam,” harapnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya