Omak-omak Aksi Setengah Telanjang Tolak Tanah Adat Dirampas

Omak-omak Aksi Setengah Telanjang Tolak Tanah Adat Dirampas - GenPI.co
Alat berat di Desa Sigapiton (Sumber foto: medanbisnisdaily.com)

GenPI.co Belasan omak-omak menghadang laju tim penggusuran lahan yang dikerahkan oleh Badan Pelaksana Otorita Danau Toba. Tim ini hendak menggusur lahan yang diaku milik warga Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibasa, Kabupaten Toba Samosir.

Lahan ini hendak dipersiapkan menjadi jalan yang menghubungkan antara tujuan wisata The Nomadic Kaldera Toba Escape menuju Batu Silali. Jalan ini akan dibuat sepanjang 1.900 meter dengan lebar 18 meter.

Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba mengerahkan Satpol PP Toba Samosir dibantu oleh aparat Polisi dan TNI serta alat berat merangsek masuk ke wilayah yang diaku sebagai tanah adat Desa Sigapiton.

“Warga minta pengakuan itu sebagai tanah adat.” ujar Rocky Pasaribu dari KSPPM yang mewakili warga Desa Sigapiton. 

“karena puluhan hingga ratusan tahun mereka hidup di sana, tak mungkin tiba-tiba mereka kehilangan sejarah dan tanah mereka.” lanjut Rocky yang mengutip media Tagar.id.

“Kami tetap turut perintah, lahan BPODT sudah memiliki sertifikat dengan resmi.” tegas Kepala Satpol PP Toba Samosir Tito Siahaan kepada Medan Bisnis Daily, “Tentang adanya aksi penolakan dari warga harusnya diselesaikan melalui proses hukum atau pengadilan.” pungkasnya.

Baca juga:

Atasi Demo Papua, Prabowo Undang Eks Kepala BIN Hendropriyono

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya