Catatan Dahlan Iskan: Toilet Muda

Catatan Dahlan Iskan: Toilet Muda - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

"Asosiasi ini kan tidak punya uang. Cari tempat yang gratisan," ujar Naning. Acara hari itu: membicarakan standar toilet umum.

"Kalau Indonesia tidak memperhatikan toilet umum, kita bisa kalah dalam persaingan global," ujar Naning. Suatu saat, bisa saja, wisata Indonesia masuk black list akibat toilet umum.

"Sekarang ini organisasi buruh dunia, ILO, juga menyoroti kondisi toilet di pabrik-pabrik di Indonesia," ujar Naning.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal G20 di Bali: Menghitung Hari

Saya juga mendengar ini: izin umrah untuk Indonesia keluar belakangan. Itu juga terkait dengan perilaku jamaah haji kita di sana. Yakni soal perilaku di toilet di sana. Padahal setelah Covid-19 ini, menjaga kebersihan menjadi lebih penting.

Naning lahir di Magelang, SD di Swedia, SMA di Belanda, dan kuliah di Belanda, Inggris, dan Amerika. Ketika pulang ke tanah air dia tidak bisa berbahasa Indonesia.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Anak Alvin Lim: Bela Papa

"Tapi saya mengerti bahasa Jawa," ujar Naning yang ayahnya asal Magelang, bekerja di setneg lalu pindah ke Kemenlu.

"Waktu pulang saya kursus bahasa Indonesia dulu di Santa Ursula," ujar Naning.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Nancy Pelosi: Lewat Tengah Malam

Gelar Naning banyak: sarjana lingkungan, arsitek, dan desainer. Dia punya kantor arsitek di Jakarta. Terkenal sekali. Dia juga mendirikan Green Building Counsel. Dia fokus di situ. Akhirnya dia dipercaya sebagai lembaga yang berhak mengeluarkan sertifikat green building dan green product.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya