Bangga! 4 Perempuan Peneliti Indonesia Raih Penghargaan UNESCO

Bangga! 4 Perempuan Peneliti Indonesia Raih Penghargaan UNESCO - GenPI.co
Bangga! 4 Perempuan Peneliti Indonesia Raih Penghargaan UNESCO. Foto: PR Loreal

GenPI.co - Menurut Survei Angkatan Kerja Nasional 2020, hanya 3 dari 10 perempuan Indonesia yang berkarir di bidang sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM). 

Berangkat dari hal itu, L’Oréal-UNESCO For Women in Science memberikan penghargaan kepada 4 perempuan peneliti Indonesia di bidang sains.

Tahun ini, empat perempuan yang masing-masing berhasil memenangkan pendanaan riset senilai Rp100.000.000 adalah Novalia Pishesha, Ph.D. (Harvard University), Nurhasni Hasan, Ph.D.,Apt (Universitas Hasanuddin), Rindia Maharani Putri, Ph.D. (Insitut Teknologi Bandung) dan Anastasia Wheni Indrianingsih,Ph.D. (Badan Riset dan Inovasi Nasional).

BACA JUGA:  Beri Tepuk Tangan! Dosen UPN Yogyakarta Jadi Peneliti Top Dunia

Acara inagurasi tersebut diselenggarakan secara virtual pada Kamis (10/11), bertepatan dengan hari Pahlawan Nasional dan World Science Day for Peace and Development untuk merayakan pentingnya peranan ilmuwan dan dunia ilmu pengetahuan bagi kemajuan bangsa.

Diketuai oleh Prof. Dr. Endang Sukara, sembilan jajaran juri L’Oréal-UNESCO For Women in Science tahun ini merupakan guru besar dari berbagai universitas dan institusi ternama.

BACA JUGA:  Peneliti Sembuhkan Pria yang Terinfeksi Covid-19 Selama 411 Hari

“Dewan juri telah melakukan proses penilaian yang ketat untuk menilai proposal peserta. Beberapa aspek yang penting adalah metode rumusan penelitian, kebaruan serta manfaat yang bisa dihadirkan. Tahun ini, penelitian pemenang berfokus pada bidang kesehatan, pangan dan industri,” kata Prof. Dr. Endang Sukara, Ketua Dewan Juri L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2022. 

Keempat perempuan peneliti yang dianugerahkan gelar L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2022 National Fellows adalah sebagai berikut:

1. Novalia Pishesha, Ph.D., peneliti dari Harvard Medical School, Harvard University

BACA JUGA:  Peneliti Kuak Bukti Keberadaan Lautan Luas di Planet Mars

Malaria menyebabkan 600.000 per tahun karena vaksin dan obat-obatan Malaria saat ini tidak cukup.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya