Catatan Dahlan Iskan: Juara Kopi

Catatan Dahlan Iskan: Juara Kopi - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com/GenPI.co

Kopi Aceh menjadi terkenal karena ada single origin yang dari Aceh. Yakni petak Pautan, dari kebun Musara.

Sahabat Disway di Aceh mungkin bisa menginformasikan di mana gerangan kebun Musara itu. Saya ingin ke sana. Di Jabar, single origin yang terbaik adalah dari petak Ibu Nita, Cianjur. Mudah-mudahan tidak di daerah yang longsor terkena gempa.

"Saya punya pemasok kopi dari Cianjur. Saya sudah telepon beliau. Baik-baik saja," ujar Stevanus Ade, si dukun kopi dari Surabaya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Pelabuhan Baru Kalbar: Merencanakan Nasib

Stevanus sekolah ilmu komputer di Australia. Lalu sekolah lagi ke Amerika. Di sana ia jadi suka minum kopi. Ayahnya pengusaha teh. Punya pabrik pengolahan teh. Anaknya pilih bikin kafe kopi.

Ia menyebut: di kawasan Toraja ada petak Bulu-Bulu. Di Sumsel ada petak Semendo. Petak-petak single origin seperti itu bisa terus bertambah. Sesuai dengan kemampuan petani kopi kita mengikuti kemajuan dunia kopi.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Anwar Ibrahim: Cinta Pengkhianat

Kesimpulan saya: menjamurnya kafe ternyata tidak berhenti hanya sebagai mode. Menjamurnya cafe ternyata mampu menyeret gelombang kemajuan di seluruh lini kopi Indonesia.

Berarti era kafe ini tidak hanya mode musiman. Kejuaraan di berbagai bidang kopi pun mulai rutin diadakan. Tingkat regional. Lalu tingkat nasional. Juaranya dikirim ke tingkat internasional. Seperti John Christopher itu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Politik Malaysia: Kenduri Kabinet

Pontianak yang punya anak, Bandung yang punya nama. Itulah Indonesia. Yang juga seru adalah kejuaraan cup tester. Yakni untuk menentukan siapa yang punya lidah emas: bisa tahu mana kopi paling enak di antara 12 ramuan  kopi di cangkir yang berbeda-beda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya