
"Kondisi mobil kalau sebelum berangkat mesti dicek airnya, ada oli, ada angin, terus bagaimana kondisi lampu-lampunya. Terus ketika berangkat sopir harus mematuhi keselamatan seperti menggunakan safety belt," kata Amin.
"Jadi karena cenderung mobil-mobil berat muatan kayak gini kan 5 ton, 7 ton, bahkan ada mobil truk kalau di Sumatera itu ada yang sampai 12 ton. Itu bannya harus khusus, remnya harus khusus, bernya harus khusus, terus kondisi jalannya pun sopir harus memahami medannya," sambungnya.
Amin melanjutkan, para sopir truk juga diedukasi tentang pentingnya pengecekan mobil truk setelah berkendara.
BACA JUGA: Dukung Ganjar, KST Jabar Sosialisasikan Keselamatan Berkendara untuk Sopir
Di samping itu, Amin menekankan sopir truk harus memiliki SIM sesuai dengan tipe mobilnya seperti B1, B2, atau B2 umum.
"SIM yang sesuai dengan truknya, terus ketika pulang pun nanti dia periksa lagi bagaimana keadaan mobilnya. Kalau memang ada masalah di mobilnya, segera lapor ke montir," kata Amin.
BACA JUGA: Pilpres 2024: Ganjar-Erick Menang, Anies-AHY dan Prabowo-Cak Imin Keok
Sementara itu, Ketua Bidang Logistik dan Transportasi KST DKI Jakarta Abdurahman Sidik mengatakan, para sopir truk antusias mengikuti sosialisasi tersebut. Sidik berharap, para sopir truk semakin hati-hati dalam berkendara.
"Mudah-mudahan nanti ke depannya setelah kita sosialisasikan acara hari ini, sopir lebih hati-hati dalam berkendara, tidak ugal-ugalan, kemudian dia juga berpikir panjang untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
BACA JUGA: Semarang Dikepung Banjir, Ganjar Pranowo Minta Bantuan Kementerian PUPR
Selain mensosialisasikan keselamatan berkendara, KST DKI Jakarta juga membagikan ratusan sembako kepada istri dan sopir truk, montir, dan masyarakat yang membutuhkan di wilayah Duren Sawit, Jakarta Timur. Sidik berharap, ekonomi sopir truk dan keluarga semakin baik.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News