Catatan Dahlan Iskan: Safari Ramadan

Catatan Dahlan Iskan: Safari Ramadan - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com/GenPI.co

GenPI.co - Safari Ramadan kali ini saya mulai ke makam ibu: Siti Khalisnah. Di desa Bukur, tetangga desa kelahiran saya, Tegalarum. Ibu mendapat fasilitas dikuburkan di makam keluarga Haji Sapuan, entah bagaimana ceritanya.

Saya sendiri sekolah SD di desa Bukur. Hanya jalan kaki menyeberang sungai Kanalan. SD Tegalarum sendiri lebih jauh: di bagian barat desa. Rumah kami di bagian paling timur desa. Anak Magetan sekolah di Madiun.

Sungai Kanalan itulah yang memisahkan Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun. Jadinya saya lebih sering ke kecamatan Jiwan daripada ke kecamatan sendiri di Bendo.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Donald Trump: Ringan Berat

Waktu SD itu saya sering ke Jiwan. Ke poliklinik. Selama di SD kaki saya lebih sering korengan dari pada mulus. Kadang koreng diselingi bisul. Kadang diselingi luka yang bernanah.

Luka itu bisa karena kena cangkul. Kena penyabit rumput. Atau ketika berjalan dengan kaki telanjang, jari kaki tersandung batu. Pernah juga luka karena menginjak kaca di jalan. Atau menginjak paku yang sudah betagar.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Sri Mulyani: Jaga Dara

Pokoknya selalu ada nanah di salah satu bagian kaki.  Obat semua itu hanya satu jenis: salep. Di poliklinik Jiwan. Saya lihat salepnya ditaruh di ember kecil. Siapa saja yang perlu salep diolesi langsung oleh petugas.

Perlu diperiksa. Tidak perlu dicuci dulu. Alat pengolesan semacam sendok kayu bergagang panjang. Dari ember langsung ke kaki.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Donald Trump: Lalu Playboy

Maka salep tersebut menutup koreng yang sudah bercampur debu. Yakni debu jalan. Jalan dari SD Bukur ke klinik itu memang berdebu. Sejauh 3 km. Belum ada aspal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya