Catatan Dahlan Iskan soal Dalang: Anshor Laris

Catatan Dahlan Iskan soal Dalang: Anshor Laris - GenPI.co
Dahlan Iskan dan Muhammad Yusuf Anshor. Foto: Disway

GenPI.co - Waktu bermalam di kota Tabuk dulu sebagian pikiran saya di Gunung Kidul. Ke seorang remaja kelas tiga SMP. Sepulang dari Makkah saya harus menemuinya.

Maka di Safari Ramadhan ini, Selasa sore pekan lalu, saya ke Gunung Kidul. Saya mencari remaja itu ke sebuah desa sekitar 2 jam dari Yogyakarta. Ketemu. Rumahnya mewah –mepet sawah.

Di sebuah pinggir sungai yang dua tahun lalu menimbulkan bencana banjir bandang. Nama remaja ini sudah saya hafal sejak di atas bus selama 12 jam antara Madinah-Tabuk: Muhammad Yusuf Anshor.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Donald Trump: No Gag

Di bus itulah saya berkenalan dengannya: lewat YouTube. Rasa bete kadang diperlukan untuk mengenal sesuatu yang baru.

Remaja Disway ini barang baru bagi saya: semuda itu kok sudah bagus memainkan wayang kulit. Ia sudah seorang dalang. Dari penampilannya ia sudah mengalahkan banyak yang lebih tua.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Safari Ramadan

Sepanjang jalan bagian utara Arab Saudi itu saya pun menonton Anshor. Pikiran saya langsung ke dalang idola Seno Nugroho. Apalagi kalau Anshor lagi memainkan tokoh Bagong.

Logat Bagongnya persis almarhum Seno. Padahal Anshor bukan anak atau cucu dalang. Ayahnya seorang buruh. Serabutan. Di sebuah supermarket dekat desa itu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Donald Trump: Ringan Berat

Anshor sudah suka wayang sejak kecil. Banyak anak desa yang seperti itu. Orang tua mereka membelikan wayang yang terbuat dari karton.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya