Tahun lalu kami sungkeman di taman kompleks villa Soolong. Di pinggir laut Banyuwangi. Acaranya sama: para istri sungkem ke suami. Anak-anak sungkem ke orang tua.
Cucu-cucu sungkem ke kakek-nenek. Anak yang lebih muda sungkem ke anak yang lebih tua. Cucu yang lebih kecil sungkem ke yang lebih besar.
Lalu ganti: para suami sungkem ke istri. Kami memang yakin para suamilah yang lebih banyak salah ke istri. Dan kesalahan suami itu biasanya hanya disimpan dalam-dalam di hati istri.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Lebaran Prabowo
Suami-sungkem-istri itu sudah bertahun-tahun kami lakukan. Jeleknya: itu bukan atas kesadaran para suami. Itu atas tuntutan para istri.
Lalu para suami bisa menerima tuntutan itu. Kami pun, para suami, sungkem ke istri dengan keikhlasan tinggi.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Ganjar Pranowo: Lebaran Ganjar
Dari acara makan opor di pendapa ini saya bisa menarik kesimpulan: Bupati Ipin adalah pengagum Bung Karno. Foto dan lukisan proklamator Indonesia itu bertebaran di mana-mana.
Ia sendiri selalu mengenakan kopiah khas Bung Karno. Wajahnya, saya pelototi, ada juga mirip Bung Karno: ganteng. Cucu Pak Iskan melihatnya lain.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Safari Tsinghua
"Songkok itu punya fungsi lain," katanya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News