Catatan Dahlan Iskan soal Ponpes Al Zaytun: Zaytun Sinagog

Catatan Dahlan Iskan soal Ponpes Al Zaytun: Zaytun Sinagog - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Saya pun mencari sumber suara gamelan. Merdu sekali. Terpantulkan ke mana-mana. 

Saya naik ke lantai mezzanine. Lalu naik lagi ke lantai 2. Di situlah para guru dan santri latihan gamelan. Itu untuk persiapan peringatan 1 Suro. Lagunya: tombo ati (obat sakit hati). Vokalisnya dua orang guru bahasa Inggris.

Akhirnya saya bertemu Pak Abd Halim, salah seorang tangan kanan Syekh Panji Gumilang, pimpinan Al Zaytun. Saya pun minta diantar ke tempat yang oleh medsos disebut sebagai bunker tempat  persembunyian. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Wang Semah

Ternyata saya diajak ke basement. Ke ruang bawah tanah di bawah masjid itu. Betul. Bunker. Basement. Isinya penuh kayu jati. Banyak yang masih berbentuk gelondongan. 

Itulah kayu untuk interior masjid. Sebagian sudah jadi lembaran. Lembaran itu diukir. Mengukirnya pakai mesin. Otomatis. Pisau ukirnya terhubung dengan pola yang ada di layar komputer.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Durian Baret

"Masjid ini lahannya begitu luas. Mengapa harus punya basement?"

“Untuk tamu-tamu VIP. Mobil tamu VIP langsung ke basement. Lalu ke lantai 1 pakai lift atau eskalator," ujar Abdul Halim.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Ikatan Dokter Indonesia: Gak Patheken

Mungkin publik lebih percaya medsos itu. Lebih masif. Lebih luas. Lebih dramatis. Sudah menjadi kebenaran baru. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya