Catatan Dahlan Iskan: Mobil Dinas

Catatan Dahlan Iskan: Mobil Dinas - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Instagram/dahlaniskan19

Dari ''warung'' itulah lahir kepeloporan Sugiri yang lain: menghapus kendaraan dinas sebagai aset Pemkab. Sebenarnya swasta sudah lama melakukannya. Perusahaan BUMN sudah banyak yang menerapkannya. Tapi baru di Ponorogo ini ada instansi pemerintah yang berani memulai.

Bupati Banyuwangi sebenarnya sudah melakukan lebih dulu. Tapi belum total. Sugiri melakukannya ''hapus total''. Termasuk kendaraan dinas bupati dan wakil bupati. Pun kendaraan dinas ketua DPRD dan para wakil ketuanya. 

Dengan hapusnya kendaraan dinas, katanya, justru tidak ada kecemburuan antara eksekutif dan legislatif. Maka DPRD pun setuju. Kini proses penghapusannya sudah dimulai: persiapan lelang. Semua kendaraan dinas milik Pemkab itu akan dilelang. Akhir tahun ini.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Pengganti Jokowi: Tidak Menentu

"Untuk melelang harus ada patokan harga. Sekarang lagi ditaksir oleh lembaga penaksir", kata Sugiri.

Pun Pemkab sekecil Ponorogo ternyata punya kendaraan dinas sampai 600 lebih. Tentu sudah banyak yang tua. Bahkan bisa jadi banyak yang sudah tidak bisa dijalankan tapi masih sulit dihapus dari daftar aset.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Koran Tua

"Untuk apa punya mobil sebanyak itu," katanya. Punya banyak mobil tentulah repot. Terutama agar mobil tersebut tidak jadi sumber markup: suku cadang, ban, perbaikan, sampai pembelian bahan bakar. Dengan menghapus kendaraan dinas, bupati sudah berhasil menghapus korupsi secara tuntas, di sektor kendaraan. Sumbernya yang dihapus.

Saya pun naik mobil dinas bupati menuju Sampung: 18 km ke arah Sarangan. Sebenarnya naik mobil sendiri lebih enak. Lebih baru. Tapi saya ingin ngobrol sepanjang jalan. Mobilnya: Fortuner. Tahunnya tua: 2005. "Selama empat tahun jadi bupati saya tidak pernah melakukan pembelian mobil dinas baru," ujar Sugiri.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Profesor Peternakan: Telo ND

Dari kantor bupati kami menuju arah barat. Melewati jalan raya menuju Purwantoro, Wonogiri. Setelah 8 km dari kota, kami belok kanan. Ke jalan raya menuju Parang, Magetan dan Sarangan. Sepanjang 10 km. Agak mendaki. Ke arah gunung kapur Sampung.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya