Sejarah Keuskupan Malang bermula ketika para imam dan saudara Fransiskan mendarat di pelabuhan Panarukan pada 1569.
Kapal berbendera Portugis itu membawa para biarawan dan imam sesampainya di sana. Di antara para peserta keagamaan ialah saudara Jeronymo Valente, Pedro Arouca, Jorge de Viseu, dan Manuel de Elvas.
Satu-satunya detail ditemukan di buku catatan Bernardino Ferrari S.J. Telah terdapat pemukim Portugis di Panarukan dalam jangka waktu yang cukup lama hingga Mei 1579.
BACA JUGA: TPN Ganjar-Mahfud Sebut Nomor Urut 3 Melambangkan Persatuan dan Perjuangan
Pada 1584, lebih dari 600 orang Blambangan dibaptis oleh pendeta Manuel de Elvas. Ibunda Raja Prabu Sontoguno mendorong usaha tersebut.
Misi tersebut berakhir pada 1595 dengan kemenangan Adipati Pasuruan. Pada 1865, para imam Serikat Yesus (SJ) atau Jesuit Surabaya ditempatkan di Malang.
BACA JUGA: Langkah Jitu Petebu Dukung Ganjar Meningkatkan Produktivitas Gula Merah
Di wilayah segitiga Pasuruan, Malang, dan Jatiroto, serta Jember, umat Katolik yang mayoritas merupakan warga negara Eropa pada saat itu tersebar di kilang gula, perkebunan tebu, dan rel kereta api.
Menyusul kepergian Jesuit (SJ) dari Jawa Timur pada 1923, Ordo Karmelit (O.Carm) mengambil alih wilayah keagamaan Malang.
BACA JUGA: Ajak Perempuan Lebih Aktif, Srikandi Ganjar Beri Pelatihan Olah Tempe
Prefektur Apostolik pertama di Jawa di luar Vikariat Apostolik Batavia didirikan pada 27 April 1927. Pada 13 Maret 1939, statusnya ditingkatkan menjadi Vikariat Apostolik.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News