Catatan Dahlan Iskan: Batu Ampar

Catatan Dahlan Iskan: Batu Ampar - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Rasanya saya kenal direktur utama PT Persero Batam yang sekarang ini: Arham Torik. Pernah bertemu. Pernah foto bersama. Bahkan, rasanya, saya pernah minta tolong padanya: menghidupkan perusahaan perkapalan BUMN yang lagi sekarat. Yakni PT Djakarta Lloyd.

Itu saya lakukan di tahun 2013 –atau setahun sebelumnya? Saya lupa tahunnya. Tapi saya tidak lupa sekaratnya: tidak bisa bayar gaji, tidak punya kantor, tidak punya aset. Sebagian besar karyawannya sudah berhenti –tidak tahan menderita. Kantornya dilelang –tidak kuat bayar utang. Djakarta Lloyd menjadi perusahaan pelayaran yang tidak punya kapal. Satu pun.

Ups...masih punya. Beberapa. Kapal-kapal itu sedang sandar di pelabuhan luar negeri. Disandera di sana. Sampai DL bisa membayar utang. Padahal utangnya lebih besar daripada harga kapalnya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Mimpi Sungai

Akhirnya kapal-kapal itu entah bagaimana.

Arham berhasil menghidupkan Djakarta Lloyd. Ia tetap pilih DL tidak perlu punya kapal sendiri. Yang penting DL bisa mengoperasikan kapal. Milik siapa saja. DL-pun hidup lagi. Ketika Arham meninggalkan DL, perusahaan itu sudah punya kas-setara kas Rp 400 miliar.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Jokowi dan Ganjar Pranowo: Catat Sejarah

Hari berganti tahun. Bulan berganti windu.

Lama sekali saya tidak mendengar Arham. Tidak tahu pula apa kabar terbaru Djakarta Lloyd. Ketika saya diundang PWI ke Batam, beberapa bulan lalu barulah saya tahu: Arham ada di Batam. Ia jadi dirut pelabuhan Batu Ampar –tanpa memiliki pelabuhan. Pelabuhan Batu Ampar masih milik otorita Batam.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Tungku Sigit

Rupanya Arham berjuang keras agar pengelolaan pelabuhan itu diserahkan ke BUMN. Akan ia jadikan pelabuhan peti kemas pertama di Batam –pelabuhan peti kemas dalam pengertian yang sebenarnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya