
GenPI.co - Istilah perusuh Disway hampir saja jadi masalah. Yakni ketika Inneke booking tempat di kompleks Candi Prambanan ,Yogyakarta.
Kata ''perusuh'' membuat manajemen Candi Prambanan khawatir: keselamatan candi warisan budaya dunia itu bisa terancam. Inneke sampai harus menjelaskan riwayat lahirnya istilah ''perusuh'' di media ini.
Clear. I Gusti Putu Ngurah Sedana, purnawirawan TNI-AL yang jadi general manager Candi Prambanan pun ikut perayaan Disway: mulai pukul 05.00. Sabtu pagi kemarin.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Emas Antam
Pesertanya: 40 perusuh Disway, 180 anggota senam Disway dari Surabaya, 50 orang paguyuban senam Yogya Minomartani, awak Harian Disway, dan Pak Putu beserta stafnya.
Inilah acara Disway terbaik: keindahan lokasinya maupun pengaturan acaranya. Tidak ada isu hujan badai. Tidak ada ular berbisa. Tidak ada pocong. Justru ada uniknya: para perusuh datang ke Candi Prambanan dijemput dengan kereta kelinci –odong-odong.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal COP28 Dubai: Panas Nyata
Hotel tempat mereka bermalam memang hanya tiga kilometer dari lokasi senam. Kalau pun naik bus hanya tiga menit. Kebetulan ada odong-odong yang berkapasitas 40 orang. Pas. Seru. Semua kembali jadi kanak-kanak –selama 15 menit.
"Jangan-jangan jumlah perusuh dibatasi 40 orang agar sesuai dengan kapasitas odong-odong," gurau seorang perusuh yang di Prambanan pun tidak berhenti merusuh.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Rektor Tengah
Kalau saya boleh memberikan piagam penghargaan kepada mereka, maka juara perusuh di forum ini adalah: Anda sudah tahu. Beliau berusia 70 tahun.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News