Mengintip Kehebatan Cuci Otak Dokter Terawan Sembuhkan Stroke

Mengintip Kehebatan Cuci Otak Dokter Terawan Sembuhkan Stroke - GenPI.co
Dokter Terawan datang ke Istana Jakarta, Selasa (22-10-2019). (ANTARA/Hanni Sofia)

BACA JUGA: Iwan Fals Sebut Adian Napitupulu Langka, Kenapa ya?

Sebelumnya, dr Terawan mengalami hal yang kurang menyenangkan dalam kariernya. Dia mendapatkan sanksi pemecatan sementara oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). Pemecatan tersebut berlaku selama 12 bulan dimulai 26 Februari 2018 hingga 25 Februari 2019.

Keputusan IDI tersebut diambil setelah sidang Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) PB IDI yang menilai dr Terawan melakukan pelanggaran etika kedokteran. Dalam surat tersebut, IDI juga turut mencabut izin praktik Dokter Terawan, ditambah imbauan kepada pengurus IDI daerah maupun PDSRI untuk menaati putusan MKEK tersebut.

Dokter Terawan merupakan seorang dokter militer kelahiran Yogyakarta yang menemukan Terapi Cuci Otak untuk mengobati pasien stroke. Penemuan ini sempat dipaparkan oleh dokter Terawan pada sidang terbuka disertasi miliknya di Gedung Auditorium Profesor Dr. Achmad Amiruddin di Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

BACA JUGA: Mau Tau Kekayaan Prabowo Subianto? Buset, Nih Dia Rinciannya

Perlu diketahui, saat terserang stroke, seseorang tak dapat lagi beraktivitas normal. Oleh karena itu, dokter Terawan menciptakan sebuah pengobatan yang dapat membuat penderita stroke sembuh beberapa jam setelah dilakukan tindakan.

Dalam melakukan Terapi Cuci Otak, dokter Terawan menggunakan obat heparin sebagai penghancur plak atau lemak yang menyumbat pembuluh darah. Obat heparin dimasukkan lewat kateter yang dipasang di pangkal paha. Kateter dengan panjang dan ukuran tertentu akan menuju pembuluh darah rusak penyebab stroke di otak.

Terapi ini merupakan modifikasi dari DSA, yaitu Digital Substraction Angiography. DSA menggunakan alat radiologi dengan software tertentu yang berharga fantastis. DSA hanya menampilkan gambaran pembuluh darah manusia pada layar monitor di ruang tindakan. Tindakan ini aman dan tidak memiliki efek samping.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya