
Kalau saya, dulu, menghadapi yang seperti itu sudah ada barang yang saya banting! Termasuk komputer sekali pun. Itu lebih baik dari pada mengeluarkan kata-kata kotor. Atau mengabsen isi kebun binatang. Toh komputer perusahaan saya sendiri.
Prinsip saya: "Orang boleh salah. Tapi tidak boleh salah sejak dari berpikirnya."
Mungkin karena KDM mendalami olah kejiwaan kebatinan Sunda. Kejawennya Sunda. Namanya saya lupa. KDM pun bisa menahan amarah dengan cara lebih baik.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Damai Bethany
Mungkin Ahok dan Bu Risma bisa belajar ilmu kebatinan Sunda. Atau tidak usah –agar tetap jadi Ahok dan Risma apa adanya.
Sebenarnya saya ingin melanjutkan naskah ini dengan bagaimana Elon Musk marah mengalami situasi mirip yang dihadapi KDM itu. Tapi biarlah itu untuk tulisan besok. Hari ini kita fokus ke Kang Dedi. Maksud saya, Anda yang fokus membahasnya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Della Surya
Bahwa KDM lebih sabar mungkin juga karena beliau punya selera humor lebih kuat. Misalnya kemarahan itu ia salurkan dalam bentuk satire: "Harusnya Pegawai Negeri itu masuk dalam Tujuh Keajaiban Dunia." (Dahlan Iskan)
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Roadshow
Video viral hari ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News