GenPI.co 
Kekayaan budaya di Indonesia di sektor tekstil dan fashion semakin mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Salah satunya lewat ajang fashion show ‘Eco Fashion Week Indonesia’ (EFWI) 2018 yang digelar di gedung Stovia, Museum Kebangkitan Nasional Jakarta.
Menurut perancang Merdi Sihombing, sekaligus inisiator Eco Fashion Week, acara ini tidak hanya menampilkan penggunaan warna alam dan serat alam dalam mode saja, namun bisa melebar ke issue lingkungan yang sedang terjadi. Diantaranya kampanye seputar perubahan iklim yang tertuang dalam fashion climate change.
“ Pemahaman Eco Fashion ini memang bisa ke segala sudut, contohnya kita membuat gerakan seputar konservasi untuk menjaga bumi kita agar bisa hidup. Acara ini pertama di Indonesia yang mengusung suistanable dan green fashion,” ucap Merdi kepada GenPI.co usai konferensi press, Jumat (30/11).
Melalui Eco fashion, menurut Merdi bisa menjadi kekuatan Indonesia untuk mengkampanyekan fashion yang ramah lingkungan ke global. Pihaknya pun menerapakan konsep slow fashion yang memadukan kain berbahan serat kayu dan pewarnaan alami yang diyakini mampu menghasilkan nilai seni tinggi.
“Teknik tersebut dilakukan dengan memanfaatkan bahan baku, seperti daur ulang limbah rumput laut menjadi pewarna alami tekstil Rote Ikat dan daur ulang limbah cumi-cumi dan timun laut menjadi pewarna alami tekstil ikat Alor,” lanjutnya.
Disamping mengangkat issue lingkungan, lewat acara ini menurut Merdi juga turut melestarikan wastra Nusantara dan mengangkat potensi penenun di daerah terpencil. Ia meyakini EFWI akan membantu mendongkrak perekonomian Nasional di sektor fashion dan membuat Indonesia menjadi pelopor industri slow fashion terbesar di dunia.
Acara tersebut berlangsung dari 30 November hingga 2 Desember 2018. Tak hanya fashion show, di dalamnya juga terdapat bazar UMKM yang menjual aneka kerajinan, makanan, hingga kain tradisional. Terdapat pula diskusi dan workshop mengenai potensi wastra Nusantara. Eco Fashion Week Indonesia pertama kali diselenggarakan pada 2018 dan didirikan oleh tiga orang founder yakni Merdi Sihombing, Myra Suraryo, dan Rita M Darwis.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
