
Bagi Dewi Yull sukses itu adalah kalau bisa membahagiakan penonton dan penontonnya tahu hampir semua lagu yang dinyanyikannya. "Jadi sepanjang malam tadi hampir semuanya dari album pop legenda melayu, dari album pop solo dan lagu duet dengan Broery mereka hafal," tutur Dewi Yull.
"Fans saya banyak dari Singapura dan Malaysia, karena saya sering pentas disana. Saya sering pentas di Johor, di Kucing Serawak, dan tempat-tempat lain," ujar Dewi Yull.
"Tadi ada lagu terakhir yang saya nyanyikan, lagu Kenek kenek Odeh, itu lagu dari malaysia karya dari P. Ramli, mungkin umurnya sudah 60 tahunan, dan di Album saya juga ada lagu itu," kata Dewi Yull.
"Album pop melayu saya banyak beredar di Malaysia juga, jadi saya tidak ada persiapan khusus untuk show ini karena menyayi sudah menjadi pekrjaan, hampir 1 minggu bisa 2 sampai 3 kali saya tampil. Itu sudah otomatis melatih suara saya juga". ujar Dewi
Ketika ditanya tentang Batam sebagai destinasi wisata, Dewi Yull berharap Batam bisa jadi gerbang Asean karena orang mau ke Singapura gerbangnya lebih mudah melalui Batam daripada Jakarta.
"Dan saya lihat 5 tahun saya belum ke Batam, dan baru sekarang saya ke Batam lagi, perubahannya pesat banget, Luar biasa, Saya lihat penghijauannya sudah jadi semua," ujar Dewi
Ditanya tentang Batik Batam Dewi mengungkapkan "Saya dengar lebih daripada Kepri , dan saya belum tau nih Batam sendiri atau Kepri secara keseluruhan Batiknya".
Dikatakannya meski Batik itu punya Indonesia, tapi kini sudah mendunia, sampai ada Batik Nelson Mandela. "Dibawalah kepandaian membatik itu ketempat negara Nelson Mandela. Kita harus bersyukur paling tidak yang terpenting bahwa UNESCO sudah mengakui bahwa itu Heritage milik kita, punya kita," kata Dewi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News