Eksotisme Ijen Hipnotis Peserta Green Run 2018

Eksotisme Ijen Hipnotis Peserta Green Run 2018 - GenPI.co

Turun pada kategori 33K Putra, Karanja sukses naik podium sebagai juara. Catatan waktu tercepatnya di Ijen Green Run adalah 02:33:21. Dominasi memang ditunjukan pelari Kenya yang mengisi seluruh slot podium kategori 33K Putra. Menempal ketat Karanja, kompatriot Denni Isika finish sebagai runner up. Posis ketiga dutempati oleh Samson Karega. Bila kategori 33K Putra dikuasai Kenya, tidak demikian dengan Putri.

Kategori 33K Putri dikuasai pelari Indonesia Ruth Theresia. Ruth sukses membukukan catatan waktu terbaiknya 3 jam 50 menit. Sukses tahun ini menjadi back to back juara di kategori 33K Putri Banuwangi Ijen Green Run. “Saya senang karena bisa juara lagi di sini. Secara teknis, rute di sini sudah familiar jadi saya bisa mengatur temponya. Saya tidak pernah bosan berlari di sini karena suasananya bagus. Udaranya segar dan ini bagus bagi pelari,” terang Ruth.

Banyuwangi Ijen Green Run memang sangat spesial bagi para penikmatnya. Para pelari bebas mengekspor kekuatannya sembari menyeimbangkan dengan eksotisnya alam. Dan, kawasan Gunung Ijen ini memang terkenal dengan destinasi blue fire-nya. “Rute dan pemandangannya sangat indah. Kami nyaman berlari di sini karena telah dirancang sedemikian rupa. Meski banyak tanjakan, kami masih bisa berlari dengan baik,” ujar Pelari Gianyar, Bali, Ni Made Honey.

Vibrasi harmoni Ni Made Honey pun semakin lengkap. Turun di nomor 10K Master Putri, anggota komunitas lari Bali Hash tampil sebagai juara. Komunitas Bali Hash sendiri menurunkan 25 orang anggotanya yang berlari pada beberapa kategori yang dilombakan. “Kami benar-benar terkesan dengan semua rangkaian penyelenggaraan event ini. Respon dari maasyarakat juga bagus. Semuanya menantang, tapi menyenangkan,” tutur Ni Made Honey lagi.

Melengkapi eksotisnya alam lereng Gunung Ijen, pelayanan terbaik diberikan masarakat di sepanjang rute lari tersebut. Mereka menyediakan minuman lengkap dengan makanannya. Hidangan yang disajikan pun sangat spesial karena berasal dari aktivitas pertanian yang dilakukan warga. Ada juga pisang rebus, beragam jenis olahan umbi-umbian hingga kacang rebus. Semua disediakan warga secara cuma-cuma alias geratis.

“Silahkan mampir lebih dahulu, minun teh hangat. Ini ada juga polo pendem (umbi-umbian). Tidak perlu sungkan atau malu. Ayo dinikmati saja,” kata Darsono ramah yang pekarangannya dilewati rute Banyuwangi Ijen Green Run tersebut.

Memberikan kesan yang baik kepada peserta Ijen Green Run pun menjadi strategi marketing The Sun Rise of Java guna memikat wisatawan. Sebab, kawasan ini di ujung timur Pulau Jawa menargetkan kunjungan 100.000 wisman di tahun ini. Target besar tersebut mengacu pertumbuhan wisman di beberapa tahun terakhir. Pada 2017, Banyuwangi dikunjungi 91.000 wisman. Jumlah melonjak tajam dari 2016 dengan jumlah kunjungan 74.800 wisman, padahal pada 2010 hanya 5.025 wisman saja.

“Target kunjungan wisman harus terus ditingkatkan. Menggelar event lari seperti ini efektif sebagai bagian dari promosi pariwisata Banyuwangi. Olahraga lari ini sudah menjadi gaya hidup dari masarakat. Yang jelas, Banyuwangi akan rutin menggelar event berbasis komunitas seperti ini,” terang Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya