Kisah Ridwan yang Pemukimannya Terdampak Tsunami

Kisah Ridwan yang Pemukimannya Terdampak Tsunami - GenPI.co
Keadaan Desa pesisir Canti, kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Minggu (23/12) usai kejadian tsunami.

Gelombang air laut yang masuk ke pemukiman warga pesisir Kota Kalianda, Lampung Selatan, masih jelas di benak  Ridwan Kesuma Iskandar. Ia adalah warga Desa Canti, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan. Pemukimannya turut terdampak kejadian tak terduga itu.

Ridwan menceritakan awal mulanya kejadian pada Sabtu (22/12) sekitar pukul 21.27 WIB itu. Ia mengaku tak menyangka akan datang kejadian tiba-tiba tersebut. Pasalnya tidak ada tanda-tanda apa-apa sebelumnya.

“Ya, awalnya itu tidak ada tanda apa-apa,tidak ada angin, tidak ada hujan apalagi gempa.  Tiba-tiba saja ombak air laut masuk ke pemukiman warga. Semua warga berteriak lawok cakak berulang-ulang yang artinya air laut naik,” ujar Ridwan kepada kontributor Genpi.co, Minggu (23/12)

Ridwan menyebutkan bahwa gelombang laut yang menerabas masuk ke pemukiman warga terjadi sebanyak tiga kali.

“Jadi pada saat itu, gelombang pertama seperti air bak kepenuhan, tiba-tiba masuk ke rumah. Lalu gelombang kedua menghantam rumah warga dan kemudian disusul oleh ombak yang cukup besar,” ungkap Ridwan.

Ridwan bercerita, sekitar pukul 21.30 WIB diumumkan melalui masjid bahwa semua warga harus mengungsi karena air laut naik. Semua warga yang di tepi pantai bergegas berlari ke daratan yang lebih tinggi.

“Kebetulan pada saat itu di kampung saya tempati sedang ada hajatan pernikahan. acara tersebut bubar seketika ketika air laut datang,” tambahnya.

Ridwan mengaku panik ketika ombak air laut masuk ke pemukimannya. Ia berusaha menyelematkan diri sambil mencari sanak family yang ada. Bersama orang-oran lain, ia kemudian menuju ke dataran yang lebih tinggi di Gunung Rajabasa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya