Optimalkan Sektor Pariwisata, BI Relaksasi Makroprudensial

Optimalkan Sektor Pariwisata, BI Relaksasi Makroprudensial - GenPI.co
Bank Indonesia. (Foto: Istimewa)

Optimalisasi sektor pariwisata dilakukan Bank Indonesia (BI). BI pun menerapkan relaksasi kebijakan makroprudensial. Dilonggarkannya instrumen ini diprediksi memberikan dampak positif bagi pariwisata di tahun 2019.

“Relaksasi kebijakan makroprudensial kami terapkan di tahun ini. Tujuannya untuk memberikan ruang tumbuh besar bagi pariwisata dan sektor terkait lainnya. Sebab, sektor pariwisata ini tetap menjanjikan di 2019,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo, Rabu (2/1).

Kebijakan makroprudensial diarahkan untuk memelihara stabilitas sistem keuangan. Treatment ini pun diterapkan memalui pembatasan peningkatan risiko sistemik. Pada negara maju, regulasi ini disesuaikan dengan sektor keuangan. Acuannya adalah interaksi makro dan mikro ekonomi. Pendekatan ini sudah dijalankan di Indonesia pada 1997/1998, sebagai upaya pemulihan krisis keuangan yang membelit Asia.

Memiliki otoritas untuk menetapkan konsep makroprudensial, BI pun terus menjaga stabilitas keuangan. Harapannya, untuk mengeliminir risiko. Dalam pelaksanaannya, kebijakan makroprudensial biasanya diikuti beberapa perinsip. Kebijakan ini hanya bersifat menjadi pelengkap, lalu target dan sasaran harus jelas. Pelaksanaannya harus efektif dan diikuti konsep komunikasi positif.

“BI memiliki arah yang jelas di 2019. Secara teknis, kebijakan moneneter yang diterapkan memang pro stabilitas. Namun, untuk makroprudensial didorong bagi pertumbuhan ekonomi. Kami optimistis, cara ini akan sangat efektif bagi perekonomian,” terang Perry.

Membuka ruang pertumbuhan ekonomi, BI sudah memberikan sinyal jelas pada pelaku pasar keuangan. Arah kebijakan suku bunga acuannya tetap terfokus pada pengendalian inflasi dan nilai tukar. Dan, BI pun memasang target defisit transaksi berjalan turun hingga 2,5% PDB. Perry menambahkan, BI saat ini sedang mengkaji intrumen relaksasi idealnya.

“Kami saat ini terus mengkaji teknis relaksasinya. BI masih mencari instrumen ideal untuk mendorong sektor pariwisata, termasuk ekspor dan UMKM,” lanjutnya lagi.

Bergulirnya program makroprudensial tersebut selaras dengan finansial. Sebab, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (ACR) perbankan tetap tinggi. Angkanya mencapai 22,9% di Oktober 2018. Lalu, rasio lukuiditas (AL/DPK) aman dengan porsi 19,2% pada bulan yang sama. “Sektor pariwisata ini efektif untuk menaikan devisa negara. Progressnya sangat menjanjikan,” tutur Perry lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya