Ada Pemakaman Bayi dalam Pohon di Tana Toraja

Ada Pemakaman Bayi dalam Pohon di Tana Toraja - GenPI.co
Pohon Tarra jadi tempat pemakaman bayi yang meninggal di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. (ist)

Tana Toraja merupakan salah satu tujuan wisata terbaik berada di Sulawesi Selatan. Tak hanya memiliki keindahan alam yang mempesona, toraja juga memiliki budaya yang unik dan menarik untuk di lirik. Salah satunya terdapat tempat wisata yang tak lazim pada umumnya yaitu Wisata Kuburan Bayi Kambira. Tepatnya di Tongko Sarapung, Sangalla, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Seperti dengan namanya, tempat ini adalah pemakaman untuk bayi masyarakat Toraja. Tapi tak sembarang bayi yang bisa dimakamkan di sini. Ada beberapa peraturan untuk bisa di makamkan di tempat ini. Tak seperti pemakaman lainnya yang dikubur di bawah tanah. Para bayi yang sudah meninggal nantinya akan dimakamkan dalam pohon Tarra. 

Pohon yang dipilih bukan sembarangan, pohon Tarra yang memiliki ketinggian hingga 100-300 centimeter ini memiliki kandungan getah yang cukup banyak, yang mempunyai filosofi sendiri bagi masyarakat setempat, getah yang banyak bisa di ibaratkan sebagai air susu dari ibunya. Dan konsep pemakaman seperti itu dipercayai masyarakat setempat sekan mengembalikan bayi ke dalam rahim ibunya, yang kelak akan lahir kembali.

Baca juga: ‘Rambu Solo’, Ritual Kematian Penuh Sukacita di Toraja

Di Kuburan Bayi Kambira, hanya bayi yang masih berusia 6 bulan dan belum tumbuh gigi saja yang bisa di makamkan disini. Bayi dimakamkan tanpa sehelai benang pun yang menempel di badanya seperti masih dalam rahim. Karena dianggap usia tersebut bayi masih suci dan belum memiliki dosa sama sekali dan berhak kembali ke Maha Pencipta.

Prosesi pemakaman cukup terbilang sederhana, tapi upacara penguburan tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Pohon Tarra akan dilubangi sesuai ukuran bayi dan setelah mayat bayi dimasukan, lobang pada pohon akan di tutup dengan ijuk.

Masyarakat setempat sangat menghormati jenjang strata sosial. Sehingga semakin tinggi derajat strata sosial keluarga pemilik bayi maka semakin tinggilah posisi makam tersebut, begitu pula sebaliknya. Posisi makam bayi pun tak sembarangan, letak makam harus menghadap rumah duka, hal tersebut dilakukan untuk menghormati keluarga yang berkabung.

Menariknya, sebanyak apapun bayi yang meninggal dan di makamkan di Pohon Tarra, masyarakat setempat tidak pernah kehabisan pohon Tarra, dan sebanyak apapun bayi yang ada dalam pohon tidak pernah meninggalkan bau busuk dari mayat. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya