Stakeholder di Atambua Siap Berkolaborasi dengan Kemenpar di Crossborder 2019

Stakeholder di Atambua Siap Berkolaborasi dengan Kemenpar di Crossborder 2019 - GenPI.co

ATAMBUA - Kabar membahagiakan datang dari Rapat Koordinasi Crossborder Atambua di Hotel Matahari, Atambua, 30 Januari 2018, kemarin. Seluruh stakeholder terkait di perbatasan negara Indonesia dengan Timor Leste tersebut sepakat bergandeng tangan untuk sama-sama merealisasikan target Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam mensasar wisatawan perbatasan untuk pariwisata Indonesia.

"2019 ini semangat baru. Ide kreatif baru. Harus punya terobosan baru. Terima kasih Kemenpar yang terus mendorong perbatasan sebagai potensi besar dalam program Kemenpar. Kami siap berkolaborasi. Saya bersyukur banyak stakeholder terkait yang hadir. Dan kami bangga kedatangan Kemenpar ke acara ini sama saja dengan penambah stamina kami untuk terus berkreasi di perbatasan,"kata Bupati Belu, Nusa Tenggara Timur, Willybrodus Lay dalam acara tersebut.

Hadir seluruh pemangku kepentingan, ada perwakilan Pemda, Kepolisian, TNI, Imigrasi, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Kemenpar, Kemenlu, BPS dan seluruh stake holder. Acara juga berjalan dengan hangat. Kemenpar sukses menciptakan interaksi dari peserta dengan nara sumber.

Dari Kemenpar hadir langsung Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa. Wanita yang biasa disapa Bu Kiki itu didampingi
Harwan Ekon Cahyo Wirasto, Asdep Pengembangan Destinasi Regional 3. Dalam paparannya Rizki menjelaskan, mengembangkan pariwisata Crossborder merupakan instruksi dari Menteri Pariwisata Arief Yahya. Memajukan perbatasan juga merupakan arahan Presiden Joko Widodo. Karena, kata Rizki, pengembangan pariwisata Crossborder merupakan salah satu cara untuk merealisasikan target kunjungan 20 juta wisman pada tahun 2019.

Kata Kiki, Kemenpar di bawah pimpinan Arief Yahya sudah terus menjawab tantangan yang diberikan. Sejumlah target pun ditetapkan. Kemenpar membagi strateginya dalam tiga batasan besar yakni Ordinary, Extra Ordinary dan Super Extra Ordinary. Program Ordinary telah dijalankan dibeberapa tahun sebelumnya, yakni Branding, Advertiing dan Selling. Sementara, program Extra Ordinary dan Super Extra Ordinary sedang dijalankan, yakni Incentive (Airlines) ; Hot Deals ; Competing Destination Model dan Border Tourism dan Low Cost Terminal.

Salah satu potensi wisata yang terus digarap oleh Kementerian Pariwisata adalah Crossborder. Hal ini dikarenakan jenis wisata ini memiliki banyak peminat dari berbagai kalangan. Selain itu, wisata perbatasan menjadi jawaban ketika wisatawan menemui kesulitan dalam melakukan kegiatan wisata yang berada di dalam wilayah Indonesia.

Rizki menambahkan, Kemenpar terus menggarap potensi perbatasan atau cross border. Implementasinya yakni melalui program Joint Promotion. Misalnya dengan penyedia transportasi (ferry dan bus), event crossborder, hot deals, destinasi digital, dan mobile positioning data (MPD).

Wanita berhijab itu memaparkan, Kemenpar akan meningkatkan potensi pariwisata perbatasan (cross border tourism) di tahun 2019. Strategi ini merupakan upaya untuk mencapai target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 275 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus).“Tahun 2018 ini, diperkirakan pariwisata perbatasan dapat menyumbang 18 persen dari total kunjungan wisman. Karena itu, tahun depan harus naik menjadi 20 persen atau sekitar 4 juta dari total 20 juta target wisman. Kita butuh kerjasama dan bergandengan tangan. Ayo berkoordinasi dan kita bicara antar pimpinan agar semua program kita ke depan lancar,"kata Kiki yang langsung disambut tepuk tangan meriah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya