Mengapa Suku Bajau Membakar Perahu Mereka?

Mengapa Suku Bajau Membakar Perahu Mereka? - GenPI.co
Para nelayan terlihat sedang bersiap bakar perahu. (Foto: Rosyid Azhar).

Permukaan air laut di Desa Torosiaje mulai menandakan akan surut, sebagian tanah menyembul di antara riak ombak. Sejumlah perahu tradisional milik warga berjejer rapi, semuanya sudah terlihat tua dan kusam.

Beberapa pria bertubuh langsing sibuk mengatur posisi perahu untuk dinaikkan di atas batang kayu, sebagian lain menyiapkan kayu kering. "Para nelayan Suku Bajau sedang menyiapkan Ngaluu," kata Rena Pasandre, gadis Bajau yang sedang menikmati udara segar dari balik jendela di rumahnya yang berada di atas permukaan laut, Jumat (8/2).

Baca juga: Suku Bajau, Aquaman dari Indonesia

Rena menjelaskan ngaluu adalah tradisi masyarakat Suku Bajau dalam merawat perahu. Perahu yang sudah dipakai bertahun-tahun akan berlumut dan dijadikan rumah oleh rayap atau binatang lain di bagian bawahnya. Lumut dan hewan-hewan kecil ini harus dibersihkan. "Mereka akan membakar bagian bawah perahu," kata Rena.

Untuk membakar bagian bawah perahu kayu ini, nelayan membutuhkan kayu penopang yang ditempatkan di bagian depan dan belakang. Perahu dinaikkan di atas kayu.ini sehingga bagian bawahnya terangkat.

"Mereka harus ngansala (ansala) perahu, yaitu menaikkan perahu di 2 batang kayu," tutur Rena Pasandre.

Saat menaikkan perahu pada batang, nelayan memanfaatkan ketinggian air agar terasa lebih ringan. Saat air laut surut, perahu-perahu ini sudah berada di atas kayu penopang. Terik sinar matahari  akan segera mengeringkan perahu-perahu masyarakat ini.

Lumut sudah pasti ditemukan dibagian bawah. Bertahun-tahun perahu di terendam di air menjadi media tumbuhnya lumut, juga kerang-kerang kecil yang menempel di sisi luar perahu. "Ngaluu dilakukan agar perahu awet dan aman digunakan," papar Rena.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya