Miris, Begini Kondisi Perpustakaan Islam Pertama di Aceh

Miris, Begini Kondisi Perpustakaan Islam Pertama di Aceh - GenPI.co
Bangunan perpustakaan Tanoh Abee, sunggung prihatin. (Sumbe : Deskgram)

Sungguh miris, kondisi bangunan perpustakaan Islam pertama di Nusantara dan tertua di Asia Tenggara. Perpustakaan Tanoh Abee berada di Desa Tanoh Abee, tepatnya di kaki Gunung Seulawah, Kecamatan Seulimum, Kabupaten Aceh Besar, dengan berjarak sekitar 42 kilometer dari Banda Aceh.

Bangunan perpustakaan terlihat sederhana di mana seluruh bangunan terbuat dari kayu begitu juga dengan rak buku. Koleksi buku-buku yang ada di Perpustakaan Tanoh Abee kebanyakan berusia cukup tua sehingga perlu hati-hati untuk menyentuh dan membacanya jangan sampai malah merusak koleksinya karena banyak buku tua yang tergeletak begitu saja di lantai.

Baca juga: PLRD Apung, Saksi Dahsyatnya Tsunami Aceh

Perpustakaan Tanoh Abee yang ada di wilayah yang mempunyai julukan Serambi Mekkah ini tidak ada informasi pasti kapan perpustakaan ini dibangun, namun menurut catatan yang banya dikutip menyebutkan pembangunannya berbarengan dengan pendirian Dayah atau Pesantren oleh Fairus Al-Baghdadi alias ulama asal Irak yang menetap di Aceh pada tahun (1607-1636 M) masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.

Miris, Begini Kondisi Perpustakaan Islam Pertama di Aceh

Fairus datang bersama dengan enam saudaranya. Tiga saudara Fairus menetap di Aceh Besar dan sisanya menetap di Aceh Utara dan Pidie. Selama 400 tahun, perpustakaan ini dikelola oleh keluarga Fairus secara turun temurun. Sepeninggalannya, kemudian dikelola oleh Syech Nayan, pewaris berikutnya yaitu Syech Abdul Hafidh, kemudian Syech Abdurrahim, Syeh Muhammad Saleh, Syech Abdul Wahab, Syech Muhammad Sa’id, Teungku Muhammad Ali, dan saat ini perpustakaan tertua itu diurus oleh Al-Fairusy yaitu generasi ke Sembilan Al-Baghdadi.

Memasuki abad ke 18 koleksinya mencapai 10 ribu buku namun saat ini koleksi tersebut banyak yang rusak dan tidak terawat hingga menyisahkan 3000 buku saja. Saat ini yang masih tersisa ada 14 kitab asli karya ulama Syech Hamzah Fansuri, 10 karya Syeh Syamsuddin, 12 buku yang ditulis Syech Nuruddin Ar-Raniry dan 14 buku kaya Syeh Abdurrauf Al-Singkili.

Perpustakaan ini popular di kalangan sarjana Islam dari berbagai Negara, pada buku tamu yang dikutip dalam laman Sportourism.com ini tertera sejumlah nama pengunjung dari Negara yang ada di Australia, AS, Eropa, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya