GenPI.co 
Akhir pekan lalu, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng mengajak ASITA dan Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Jatim untuk melihat dari dekat potensi wisata di kawasan Solo Raya.
Menurut Kasie Pengembangan Pasar Disporapar Jateng Tanti Apriani, kegiatan ini untuk mengenalkan potensi wisata di kawasan tersebut. Selain itu juga untuk mendukung program Jateng on The Spot yang dicanangkan pihaknya.
“Tempat-tempat wisata di Solo Raya belum dikenal dengan macetnya sehingga akan membuat wisatawan lebih leluasa plesiran. Terlebih, kondisi alam dan kuliner di Jateng lebih beragam yang tentunya akan menjadikan daya tarik tersendiri,” terangnya.
Dijelaskan, kawasan Solo Raya meliputi Kabupaten Karanganyar, Sragen, Sukoharjo dan Surakarta. Masing-masing daerah memiliki keunikan dan kekhasan wisata berbeda-beda.
Karenanya, dengan mengajak agen tour dan travel dari Jawa Timur, diharapkan dapat membuka pasar wisata Jatim untuk berwisata ke Jateng. Apalagi saat ini sudah ada tol yang memudahkan akses transportasi dari Jatim ke Jateng, begitupun sebaliknya.
“Jarak tempuh Solo-Surabaya kini hanya sekitar 2,5 jam hingga 3 jam saja, sangat menghemat waktu dan tenaga. Ini selaras dengan program Presiden Jokowi yang membuat tol Trans Jawa,” tukasnya.
Ditambahkan, peserta famtrip diajak mengunjungi air terjun Jumog, Candi Sukuh, kebun the Kemuning, rumah Atsiri, Museum Purbakala Sangiran dan makam mantan Presiden RI Soeharto yang semuanya berada di luar Kota Solo. Adapun tujuan dalam kota, peserta diajak ke Galabo, Museum Keris, Pura Mangkunageran, Ndalem Gondosuli Laweyan, The Heritage Palace dan de Tjolomadoe.
Diakui, di tahun 2019 ini Disparpora Jateng menargetkan peningkatan kunjungan wisata ke Jateng sebesar 10 persen. Tahun lalu, total 40 juta wisatawan nusantara berkunjung ke Jateng.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
