Ini 4 Pantangan Umat Hindu Saat Nyepi

Ini 4 Pantangan Umat Hindu Saat Nyepi - GenPI.co
Umat Hindu mengelilingi pura Agung Jagatnatha pada saat melaksanakan upacara ritual Mecaru (foto: Heru Maindikali).

Jelang hari raya Nyepi, umat Hindu memadati pura Agung Jagatnatha di jalan Rawa Mulia, Sidomulyo Timur kota Pekanbaru. Aneka  buah dihiasi janur kuning tersusun rapi terlihat dalam upacara Mecaru.

Hembusan angin yang cukup kencang dan cuaca mendung tidak menyurutkan niat para umat hindu malaksanakan upacara ritual Mecaru, Rabu (6/3).

Tepat pukul 17.00 WIB upacara ritual dilaksanakan. Doa-doa dipanjatkan, suara alat musik gemelan, gendang, cen-cen dan kentungan bambu dipukul oleh para pemuda, mengiringi permohonan doa.

Upacara ritual Mecaru dilaksanakan dalam rangka menyambut hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941. Rangkaian ritual upacara ini untuk menjaga keharmonisan antara manusia dengan alam sekaligus pembersihan lingkungan dari hal-hal negatif.

Kegiatan ini sempat berhenti beberapa menit, ketika guyuran hujan lebat membasahi pura Agung Jagatnatha. Selepas hujan, aktifitas ritual kembali dilanjutkan.

Kemudian, umat Hindu mulai menyalakan obor yang terbuat dari bambu kuning. Mulai dari anak kecil hingga dewasa berbaris rapih membawa obor , mengelilingi pura sebanyak tiga kali. Di halaman depan pura, terlihat para pemuda mulai mempersiapkan pawai ogoh-ogoh.

Tepat pukul 18.00 WIB, ogoh-ogoh mulai diangkat. Diarak beramai-ramai melintasi jalan Rawa Mulia, jalan Adi Sucipto, jalan Sudirman, jalan Arifin Achmad. Pada pukul 19.05 WIB arak-arakan itu kembali tiba di pura Agung Jagatnatha.

Ketua lembaga Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) provinsi Riau, I Gusti Nyoman Wiratama, menjelaskan ogoh-ogoh disimbolkan sebagai roh jahat. Setelah diarak beramai-ramai wujud jahat itu dibakar sampai musnah menjadi abu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya