"Air tersebut tidak tertahankan, langsung ke sungai-sungai, meluap dan terjadilah banjir bandang yang kita lihat sekarang di Kalimantan Selatan," jelasnya.
Lebih lanjut, pendiri Yayasan Kalaweit ini menepis dugaan banjir di Kalsel disebabkan oleh tumpukan sampah di sungai.
Menurutnya, sampah memang jadi masalah di kota besar seperti Jakarta, tapi bukan di Kalimantan.
"Tidak bisa dikaitkan dengan sampah kalau banjir di Kalimantan." katanya.
Kalaweit pun memprediksi bahwa bencana alam seperti ini akan sering terjadi di Kalimantan Selatan, dan bahkan semakin parah.
"Karena adanya perubahan iklim, pemanasan global, ada fenomena alam yang intensitasnya menjadi jauh lebih intens daripada sebelumnya dan ini juga diperparah oleh aktivitas manusia," tegasnya.
BACA JUGA: Banjir Kalsel Parah, Begini Situasi Terkini
Menurutnya, kondisi ini semakin diperparah dengan kondisi hutan yang habis dibabat dan munculnya fenomena El Nino dengan intensitas hujan yang lebih lebat dari sebelumnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News