Mengenal Ritual Cheng Beng Bagi Warga Tionghoa

Mengenal Ritual Cheng Beng Bagi Warga Tionghoa - GenPI.co
Ratusan peziarah dari berbagai daerah memadati komplek pemakaman masyarakat Tionghoa di Desa Sejangat KEcamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis dalam rangka melaksanakan tradisi Cheng Beng atau Ziarah kubur.(Antara/Alfisnardo)

GenPI.co — Ratusan warga keturunan Tionghoa melakukan ritual cheng beng atau sembahyang kubur. Ritual dilakukan di sejumlah wilayah komplek pemakaman. Salah satunya di komplek pemakaman warga Tionghoa Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

Makna Cheng Beng bagi masyarakat Tionghoa ialah untuk menghormati. Selain itu, sebagai bukti bakti serta jasa-jasa kepada orang tua dan leluhur. Ritual dilakukan dengan memanjatkan doa kepada arwah leluhur. Warga Tionghoa juga membersihkan dan merawat bangunan makam. Perayaannya dilakukan setiap tahun yang jatuh pada bulan April.

"Saya setiap tahun pulang ke Sungai Pakning untuk melaksanakan ziarah kubur ke makam leluhur di komplek pemakaman yang ada di Desa Sejangat Kecamatan Bukit Batu Bengkalis, biasanya sebelum Cheng Beng, kita sudah  bersihkan makam. Dicuci, dicat atau diisi tanah timbun kalau makamnya turun," ujar Jefri salah seorang peziarah dari Pekanbaru, Minggu.

Jefri mengatakan ritual Cheng Beng ini merupakan bentuk penghormatan anak cucu kepada leluhur dan berkaitan erat dengan kepercayaan. Setelah makam bersih, ditempel dengan kertas hias bercorak warna-warni. "Tujuannya berdoa. Biar diberi keturunan yang baik, usaha lancar dalam harapan positif lainnya di masa mendatang," kat Jefri.

Pengurus komplek pemakanan Yayasan Hua San Teng mengatakan, Ateng, mengatakan, puncak perayaan Cheng Beng jatuh pada 5 April 2019. Para peziarah baik dari masyarakat setempat maupun dari luar daerah pada saat ini akan ramai memadati komplek pemakaman. "Untuk puncak perayaan jatuh pada 5 Aril ini, tetapi biasanya banyak peziarah yang juga datang melakukan ziarah kubur 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah puncak perayaan." kata Ateng.

"Untuk upah membersihkan makam dan cat membayar sebesar Rp200.000, tetapi ada juga peziarah yang hanya mengupahkan untuk membersihkan makam saja dengan membayar Rp100.000," kata Ateng.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya