GenPI.co 
GenPI.co - Muhammadiyah telah menetapkan awal waktu subuh bertambah delapan menit. Hal itu tertuang dalam hasil Musyawarah Nasional Tarjih ke-13 Tahun 2020.
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Syamsul Anwar menjelaskan, saat ini ketinggian matahari berada di -18 derajat di bawah ufuk. Alhasil, keputusan sebelumnya yang menyatakan -20 derajat dianulir.
BACA JUGA: Loyalis Anas Urbaningrum Tuding SBY Pernah Kudeta Demokrat
“Mengapa Majelis Tarjih mengangkat ini? Karena sedang dipersoalkan di seluruh dunia. Di Maroko misalnya, sejumlah pemuda menyantap sahur di Bulan Ramadan saat azan Subuh sebagai sikap protes,” ujar Syamsul dalam keterangan tertulis, Minggu (14/3).
Bagi umat Islam, penentuan waktu terbit fajar merupakan hal yang vital. Sebab, hal itu akan berdampak pada empat jenis ibadah, yakni penentuan awal salat subuh, akhir salat witir, awal ibadah puasa, dan akhir wukuf di Arafah.
Oleh karena itu, penentuan waktu awal subuh harus akurat berdasarkan penelaahan teks Al-Qur’an, hadis, serta realitas objektif di alam.
Diketahui, sejumlah negara juga menggunakan kriteria awal waktu subuh pada ketinggian matahari -18 derajat.
BACA JUGA: Amien Rais Sindir Mahfud dan Ahok, Semua Berubah pada Waktunya
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
