Tiket Pesawat Terbang Tinggi, Pariwisata Batam Terjun Bebas

Tiket Pesawat Terbang Tinggi, Pariwisata Batam Terjun Bebas - GenPI.co
Pariwisata Batam menjadi mati suri lantaran harga tiket pesawat yang tinggi.

Fenomena tiket pesawat yang mencekik juga berimbas pada pariwisata di Kota Batam. Hal itu membuat Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batam Mansyur berharap harga tiket segera diturunkan.

“Sekarang yang penting itu real actionnya, bukan hanya sekedar wacana. Regulasi tarif batas atas-bawah belum menyelesaikan masalah. Sebab, para maskapai akan bertahan dengan tarif batas atasnya,” tambah Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batam Mansyur, Jumat (26/4)

Baca juga: Tiket Pesawat Masih Mencekik, Pariwisata Lombok Lesu 

Mansyur menambahkan, pesaing bagi maskapai domestik diperlukan untuk mengendalikan harga tiket pesawat.  Sebab, meski regulasi tarif batas atas-bawah diterapkan, faktanya harga tiket pesawat tetap saja terbang tinggi.

Sebagai ilustrasi, harga tiket pesawat terbang dengan rute Batam-Jakarta masih saja dibanderol kisaran Rp1,5 Juta. Harga tersebut jauh di atas poros Singapura-Jakarta yang  hanya sekitar Rp 700 Ribu.

“Ini sudah monopoli. Tiket pesawat Jakarta-Batam masih saja tinggi. Lebih mahal dari Singapura-Jakarta. Kalau kondisinya seperti ini, jelas industri-industri di destinasi mati suri. Sekarang dampaknya terus saja terasa. Biar harga turun, maskapai asing harus diundang melayani rute domestik. Biar ada perang harga yang sehat dan pelayanan bagus dari maskapai,” lanjut Mansyur.

Pelaku industri pariwisata di Batam juga terimbas. Sebab, arus masuk wisatawan di weekdays turun hingga 40%. Parameternya tingkat okupansi hotel yang hanya terisi sekitar 40% di hari normal. Rata-rata length of stay wisatawan hanya semalam. Kondisi itu sudah berlangsung sejak Januari 2019. Imbasnya, jasa porter, taxi, TA/TO, penyedia cenderamata, dan hotel menjadi sektor paling terpukul.

“Masalah maskapai menimbulkan efek domino yang besar. Semua lini industri pariwisata terkena imbas. Hal ini tentu tidak bagus bagi Batam ke depannya. Sekarang MICE di Batam sudah tidak ada.  Seharusnya masalah harga tiket ini sudah selesai lebih awal,” imbuh  Masyur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya