Investor Diprediksi Masih Respons Putusan BI, Gerak IHSG ke Mana?

Investor Diprediksi Masih Respons Putusan BI, Gerak IHSG ke Mana? - GenPI.co
Bursa Efek Indonesia (foto: Antara)

 

“Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG (indeks harga saham gabungan) memiliki peluang bergerak melemah terbatas dan di-trading-kan pada level 6.220-6.269,” kata Maximilianus Nico Demus, Direktur Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas dari risetnya, Jumat (20/9/2019).

Pada perdagangan Kamis (19/9/2019), IHSG ditutup melemah 32 poin atau 0.51% ke level 6.244. 

Nico mengemukakan keputusan Bank Indonesia yang diumumkan Kamis sebagai berikut:

Pangkas Suku Bunga Lagi

Untuk ketiga kalinya pada tahun ini, BI kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis menjadi 5,25%.

Nico mengatakan penurunan BI7DRR sejalan dengan keputusan Bank Sentral Amerika Serikat. Fedreal Reserve, pada hari sama juga mengumumkan memangkas suku bunga acuannya.

“Namun ternyata hasilnya tidak sebaik yang kami harapkan. Penurunan tingkat suku bunga BI tidak mengubah optimisme investor untuk saat ini. Current account deficit yang kian melebar membuat pelaku pasar dan investor menahan diri,” kata Nico.

Turunkan Besaran Uang Muka Kredit Properti dan Kendaraan

Pertumbuhan kredit melambat pada Juli 2019, BI pun memberikan kelonggaran uang muka bagi kredit properti dan kendaraan bermotor.

Perlambatan kredit pada Juli dipengaruhi dari terbatasnya permintaan kredit korporasi. 

“BI tetap optimis kredit pada akhir 2019 akan tumbuh 10 pesen– 12 persen. Selain itu, BI juga sepakat untuk memberikan kelonggaran pada kredit properti dan otomotif guna mendorong pertumbuhan permintaan,” kata Nico.

Bank Indonesia melonggarkan kebijakan uang muka (down payment) lewat skema loan to value (LTV). Bank Indonesia menurunkan rasio uang muka untuk kredit rata-rata sebesar lima persen.

LTV kredit properti turun dari 20% menjadi 15%. Untuk motor dua dibagi menjadi dua, yang memenuhi kriteria NPL maka menjadi 15% dari 20%. Sedangkan yang tidak memenuhi kriteria NPL menjadi 20% dari sebelumnya 25%. 

Untuk kendaaraan roda tiga atau lebih juga terjadi penurunan yang dibagi menjadi dua yaitu untuk nonproduktif, maka uang muka menjadi 15% dari sebelumnya 25% jika memenuhi kriteria di bawah 5%. Namun jika NPL berada di atas 5% maka uang muka menjadi 25% dari sebelumnya 30%. 

“Kebijakan tersebut berlaku mulai 2 Desember 2019. Kami melihat upaya tersebut menjadi pendorong daya beli masyarakat yang diharapkan dapat berkontribusi pada pertumbuhan industri dalam negeri,” kata Nico.

PT Pilarmas Investindo Sekuritas pada perdagangan hari ini, Jumat (20/9/2019) merekomendasikan saham PNBN, BBCA, dan KBLI.

Video viral hari ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya