
GenPI.co - Harga emas di pasar global lagi-lagi anjlok, dan makin menjauh dari level tertinggi yang ramai diprediksi di tengah wabah virus corona yaitu USD 1.700 per troy ounce.
Bahkan pada pekan ini, tercatat menjadi penurunan sepekan terbesar sejak 1983, yaitu terpangkas hingga sembilan persen.
Emas berjangka di Bursa Comex untuk kontrak April pada penutupan perdagangan Jumat (13/3/2020) atau Sabtu pagi (14/3/2020), turun USD 73,6 atau 4,63 persen menjadi USD 1.516,7 per troy ounce.
Apa sebetulnya yang terjadi?
BACA JUGA: Dominasi Turis Australia Bergeser ke China, Nasib Wisata Bali?
Kenyataannya, saat ini kalangan investor melepas kepemilikan mereka untuk mendapatkan uang tunai guna menutup margin calls atau menambal kerugian di aset lain yang terpukul dampak dari wabah virus corona.
“Dalam jangka pendek, harga emas bisa terjadi penurunan lebih lanjut. Karena kebutuhan untuk memenuhi margin calls di pasar lain, dan investor lebih memilih untuk pindah ke uang tunai,” kata Analis Standard Chartered Bank, Suki Cooper.
Kenaikan indeks dolar Amerika Serikat hingga 1,2 persen, juga menekan harga emas.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News