Kain Tenun Donggala Mengandung Kearifan Lokal

Kain Tenun Donggala Mengandung Kearifan Lokal - GenPI.co
Seorang wanita sedang melakukan aktivitas tenun kain Donggala, Sulteng. (Foto: Suzana)

GenPI.co - Motif kain tenun Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, mengandung kearifan lokal seperti alam dan budaya Suku Kaili. Kain tenun ini dinamakan Buya Sabe. 

Tenun yang dominan warna terang berbahan dasar sutera dengan motif berwarna keemasan atau perak. Hal ini yang sudah pasti mendongkrak harga jual kain tenun Donggala di pasaran. 

Banyaknya peminat tenun Donggala tidak hanya dari kalangan masyarakat adat Suku Kaili di Donggala. Tenun Donggala juga mulai dipasarkan untuk berbagai jenis kebutuhan ritual adat juga termasuk pesta pernikahan.

Tenun yang dulunya hanya dipakai oleh kaum bangsawan karena dianggap sangat mewah, oleh pengrajin ini kemudian memodifikasi dengan menggunakan benang pabrik namun tetap mempertahankan khas motif dan warna, sehingga tenun Donggala dapat dijangkau oleh masyarakat umum. 

Baca juga: Eksotisme Batik Sudagaran Surakarta

Tenun donggala yang sejak memintal benang, basau atau  menyusun benang pada alat tenun sampai proses tenun dilakukan oleh kaum perempuan. Sebagai usaha membantu suami menopang perekonomian keluarga, menenun dilakukan disela-sela waktu luang mengurus rumah tangga. 

Rosni, salah satu penenun mengaku kegiatan tersebut untuk menopang perekonomian keluarga. "Menenun dilakukan disela-sela waktu luang mengurus rumah tangga. Dan menjadi kegiatan melepas penat sembari bercengkrama dengan sesama penenun," ujarnya saat ditemui, Kamis (21/3/2019).

Beberapa gallery seni menjual tenun Donggala dengan varian harga  sesuai dengan tingkat kerumitan pembuatan, motif dan bahan baku tenun. Dari kisaran ratusan ribu rupiah, tenun Donggala juga bisa menembus harga jutaan rupiah dilihat dari jenis tenun dan panjang tenun itu sendiri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya