Tradisi Nyekar Tetap Terjaga di Keluarga Pakualaman

Tradisi Nyekar Tetap Terjaga di Keluarga Pakualaman - GenPI.co
Keluarga Paku Alam X diwakili oleh K.P.H. Indrokusumo selaku paman sedang melakukan doa bersama

Rangkaian persiapan pernikahan agung atau Dhaup Ageng putera pertama Paku Alam X tidak terlepas dari elemen spiritual. Tradisi meminta izin kepada Tuhan dan para leluhur atau Raja-Raja yang telah wafat masih terus dilestarikan hingga saat ini. Hari Kamis, 27 Desember 2018, keluarga dan abdi dalem Pakualaman pergi nyekar ke makam raja, untuk mendoakan sekaligus memohon izin sebelum menggelar hajat Dhaup Ageng. 

Dalam prosesi kali ini, keluarga Paku Alam X diwakili oleh K.P.H. Indrokusumo selaku paman dan BRAy. Indrokusumo selaku tante, serta sepupu-sepupu dari Kanjeng Gusti Paku Alam X.

Prosesi nyekar atau berziarah ke makam keluarga merupakan salah satu dari rangkaian persiapan Dhaup Ageng, guna menjaga kelancaran dan mencegah adanya halangan dalam hajat besar tersebut. 

Makam Agung Kerajaan Mataram Islam adalah tujuan pertama keluarga Pakualaman. Makam ini berada di Kompleks Masjid Gede Mataram Kotagede, Dusun Sayangan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. Selain makam Raja Mataram Islam, terdapat juga makam Paku Alam I hingga IV.

Meskipun dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata religi, kompleks makam Kotagede tetap menjaga tata aturan dan tata krama, terutama saat masuk ke wilayah makam raja. Peziarah yang masuk harus menggunakan pakaian khusus, yakni baju peranakan dan jarik untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan hanya boleh menggunakan kemben dari jarik.

Seperti yang dilakukan oleh keluarga dan para abdi dalem Pakualaman, yang menggunakan seragam peranakan lengkap dengan blangkon dan kain jarik. Sekitar 40 abdi dalem dan beberapa keluarga melakukan nyekar, dengan membawa bunga-bunga dan dupa sebagai pelengkap dalam tradisi nyekar. Satu persatu makam raja didoakan dan ditaburi bunga, sambil memanjatkan doa untuk ketenangan Raja dan keselamatan serta kelancaran hajat besar yang akan segera digelar.

Usai nyekar, keluarga dan abdi dalem Pakualaman menyempatkan diri untuk membasuh wajah di Sendang Seliran yang terletak di sebelah selatan tembok makam agung. Sendang Seliran merupakan kolam tempat mandi yang airnya dipercaya bisa membuat wajah lebih cerah bersinar dan awet muda. Sendang seliran dibagi menjadi dua bagian, yaitu kolam untuk laki-laki dan kolam untuk perempuan.

Setelah nyekar ke Makam Raja Kotagede, keluarga dan abdi dalem Pakualaman bergegas ke lokasi nyekar kedua, di Makam Girigondo, Desa Kaligintung, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta. Kompleks ini merupakan pemakaman khusus keluarga Pakualaman dan keturunannya. Raja Paku Alam yang dimakamkan di kompleks makam Girigondo sendiri adalah Paku Alam V sampai Paku Alam IX.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya