Tradisi Nyekar Tetap Terjaga di Keluarga Pakualaman

Tradisi Nyekar Tetap Terjaga di Keluarga Pakualaman - GenPI.co
Keluarga Paku Alam X diwakili oleh K.P.H. Indrokusumo selaku paman sedang melakukan doa bersama

Baca Juga : Tradisi Wilujengan, Doa Untuk Kelancaran Dhaup Ageng

Loyalitas dan penghormatan dari para keluarga dan abdi dalem Pakualaman terhadap leluhur sangat terlihat jelas dalam prosesi nyekar yang sudah menjadi tradisi turun-temurun hingga saat ini. Makam para raja berada di wilayah pegunungan sehingga memerlukan usaha ekstra untuk mencapai lokasi makam. Bahkan untuk mencapai Makam Girigondo, peziarah harus menaiki sekitar 200 anak tangga terlebih dahulu untuk mencapai kompleks pemakaman.

Selain nyekar, prosesi mendoakan para leluhur dan meminta izin untuk kelancaran Dhaup Ageng juga dilakukan oleh pihak Kadipaten Pakualaman dengan menggelar upacara Bucalan dan Wilujengen. Bucalan yang merupakan prosesi penyucian dengan memberikan sesaji untuk para leluhur di lingkungan Pura Pakualaman dilakukan pada Senin, 24 Desember 2018. Sementara prosesi Wilujengan atau doa bersama dilakukan pada Rabu 26 Desember 2018 di Bangsal Sewotomo Pura Pakualaman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya