Aset Kripto Alami Tekanan, Begini Nasib Bitcoin ke Depan

Aset Kripto Alami Tekanan, Begini Nasib Bitcoin ke Depan - GenPI.co
Ilustrasi mata uang bitcoin. Foto: Antara

Sementara, investor jangka panjang cenderung takut masuk ke market, meskipun lonjakan terjadi sesekali. Mereka memilih mengambil posisi bertahan sampai bukti kuat muncul bahwa ekonomi telah kembali stabil.

"Banyak yang menyakini bear market tidak akan berakhir sampai resesi tiba. Maka dari itu, mungkin perjalanannya akan panjang untuk sampai ke sana, sehingga perdagangan kripto akan cenderung sideways," jelas Afid.

Perdagangan Bitcoin (BTC) masih "melayang" di sekitar US$ 20.000, setelah sempat naik di level US$ 21.000. Aset kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar itu kini nilainya 20% lebih tinggi dibandingkan dengan posisi terendah 2022 sekitar $ 17.000 yang dicapai selama akhir pekan lalu.

BACA JUGA:  Harga Kripto Anjlok Siklus Empat Tahunan

Afid menjelaskan pergerakan ke bawah kali ini dipicu oleh likuidasi dan beberapa minners yang menjual BTC saat posisinya mencapai sekitar US$ 20.000 untuk masuk kembali dengan harga yang lebih rendah.

"Level support BTC masih berada di US$ 19.000. Untuk bull run, Bitcoin harus menembus resistensi di US$ 23.000. Namun, melihat sentimen saat ini hal tersebut sulit dilakukan dalam waktu dekat,” jelasnya.

BACA JUGA:  Kripto Mulai Bangkit, Bitcoin Langsung Ngegas

 Investor tampaknya lebih fokus menjaga harga aset kripto di atas titik support-nya sebelum badai lainnya benar-benar menghantam market. Di BTC, misalnya, kini fokus perdagangan adalah mempertahankan level di atas US$ 20.000 di jangka pendek.(*)

Video seru hari ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya